Kamis, 01 Juli 2010

Dibayar Rp.500.000 / 1,5 bulan tanpa modal dan
gratis mau ?
Bisnis internet sekarang semakin marak. Yang paling mudah dilakukan
adalah Paid
To Click (PTC). Dibayar hanya dengan klik iklan. Contohnya banyak sekali, salah
satunya adalah klik rupiah. Namun salah satu kelemahan PTC (menurut saya)
adalah nilai klik yang kecil hanya 100 rupiah, dan jumlah iklan yang muncul,
biasanya tidak lebih dari 10. Maka pendapatan per hari hanya sekitar 1000 rupiah.
Belum lagi, kita tidak bisa menentukan apakah PTC yang kita ikuti scam (penipu)
atau bukan, karena kita perlu melihat testimoni dari berbagai pihak yang pernah
dibayar.
Pada kesempatan kali ini, kita akan mengikuti program baru bukan PTC, melainkan
sejenis PTC. Sangat cocok pula bagi pemula seperti saya. Yaitu Read To Paid,
dibayar hanya dengan membaca artikel. He he he… Kok harus membaca berarti
lama dong…. He he he … tentu ada trik tersendiri agar kita tidak usah membaca
.
Untuk melakukan registrasi sangatlah mudah. Klik saja link Di bawah ini
Pastikan anda mengklik link dibawah ini agar prosesnya sesuai dalam e-book ini
http://www.readbud.com/?ref=4119804
Nah udah diklik link di atas selanjutnya..
artikel tersebut
Selanjutnya akan keluar gambar seperti di bawah ini :
Setelah itu klik Join for Free di sebelah atas seperti gambar di bawah ini :
Lalu akan muncul seperti
gambar di bawah ini :
Confirm security code tuliskan sesuai dengan gambar yang ada di samping kirinya
Rincian isian form adalah :
First Name adalah nama pertama kita
Last Name adalah nama belakang kita, kalo tidak punya nama belakang tuliskan
gelar, kalau tidak ada tuliskan nama panggilan
Untuk country pilih Indonesia
Email address tuliskan email kita
User name isikan dengan username (bebas) ini digunakan untuk login
Password tuliskan sesuai dengan keinginan kita
Confirm password tuliskan sesuai dengan password seperti yang telah kita tulis
Setelah semua selesai, centang I agree with Terms & Conditions and Privacy Policy,
kemudian klik Join Now lihat seperti gambar di bawah
Kemudian buka email anda (kotak surat)
Setelah selesai di klik Join Now, kemudian keluar gambar seperti di bawah, yang
menandakan bawah email verifikasi telah dikirim ke email anda..
Maka anda akan mendapatkan sebuah email seperti gambar dibawah ini
Lalu buka email tersebut maka akan muncul seperti gambar di bawah ini
Dapat anda lihat klik link yang di berikan yaitu yang bewarna biru tersebut
Setelah anda klik link tersebut maka akan terbuka tab baru dan akan
menampilkan gambar di bawah ini :
Nah akun anda sudah berhasil di buat .. sekarang langkah mendapatkan uang
nya.. klik interest seperti terlihat pada gambar disamping tab account tersebut
Lihat gambar diatas
Maka akan muncul seperti gambar di bawah ini
Setelah interest topic dipilih kemudian pilih 50 topic sesuai keinginan kita
Seperti gambar di bawah ini
Setelah selesai 50 topic klik seperti gambar dibawah ini
setelah kita selesai meng klik submit changes maka akan keluar gambar seperti
gambar di bawah ini
Langkah selanjutnya mari kita mendulang dolar dari situs ini banyak orang bilang
situs ini bukan scam (bukan penipuan tapi asli)
Klik artikel seperti gambar di bawah ini
Klik yang di tunjuk panah tersebut.. Setelah link Articles di klik, kemudian akan
muncul artikel seperti gambar di bawah
Setelah itu klik open article dan akan muncul seperti gambar dibawah ini
Apakah setelah artikel keluar kita mendapatkan dollar? Belum kita harus mengklik
tanda bintang yang di bagian paling bawah seperti gambar di bawah ini..
Setelah tanda bintang itu di klik maka akan berubah seperti gambar dibawah ini
hanya dengan melihat dan memberikan rate (klik tanda bintang) terhadap 19 artikel
huft..akhir nya selesai juga … pada ebook berikutnya akan di jelas kan tetang cara
pengambilan uang nya.. tapi kalau bisa usaha sendiri ya cari sendiri saja di Uda
Google. Atau Pak Yahoo pasti dapat.
Sedikit tambahan dari penulis
Agar kita bisa dapat uang lebih dari Rp 500.000, maka buat lah akun sesuai berapa
kemampuan anda. Makin banyak lebih baik tapi.jangan buat akun dari computer
yang sama, sebab akan terdeteksi dari IP yang sama.
:
Selanjutnya kita akan mengklik artikel berikutnya . Begitu selanjutnya sampai
artikel tersebut habis.
Setelah diklik dan dibuka semua artikelnya, maka akan muncul pesan bahwa kita
telah membaca seluruh artikel, dan artikel yang berbayar sudah tidak ada lagi,
Dari gambar di atas, kita dapat mengetahui bahwa kita telah mendapatkan $1.01
Contoh: jika anda punya 5 email , dalam 1 email penghasilan anda $50 maka total
penghasilan anda akan menjadi 5 x $50 = $ 250 . lumayan kan tinggal anda hitung
berapa harga 1 dolar.. (karena uang yang di terima dalam bentuk dollar)
Demikian terima kasih
o.. iya.. ada yang lupa..untuk pembayaran nya.. akan di transfer via PayPal maka
dari itu segera buat akun di Paypal.. dan konfirmasikan dengan bank local yang ada
di Indonesia..
ya sudah sampai disini dulu.. assalamualaikum Wr.Wb
LICENSE
THIS PUBLICATION IS PROVIDED "AS IS" WITHOUT WARRANTY OF ANY
KIND. THIS PUBLICATION MAY INCLUDE TECHNICAL INACCURACIES
OR TYPOGRAPHICAL ERRORS.
“USE AT OWN RISK”

1. Dokumen ini boleh di sebarluaskan untuk kepentingan apapun selama
digunakan untuk kebaikan.
2. Pendistribusian dokumen ini harus tetap mencantumkan hak cipta
berikut penolakan yang tertera.
3. Diperbolehkan menyalin sebagian atau seluruh dari isi dokumen ini
dengan tetap memberikan rujukan penulis pertama.
Writer:
Hari Sudibyo
Mobile: +62 813 2869 7821


Photographer:

Camera:
KODAK CX7330
SEMUANYA TIDAK AKAN TERWUJUD
TANPA ADANYA KEINGINAN DAN TINDAKAN
Kata Pengantar
بسم ا ل الر حمن االرحيم
Dokumen ini merupakan dokumentasi yang digunakan untuk membantu
rekan-rekan yang memerlukan akses internet dengan biaya yang murah
(meskipun ga murah banget). Tulisan ini hadir karena banyaknya permintaan
pembaca blogku yang terdahulu dan yang sekarang (alyauma.wordpress.com).
Saya minta maaf jika dalam dokumentasi ini gambarnya kurang jelas dan
perangkatnya yang sudah berkarat (maklum kena hujan dan panas lebih dari
satu tahun). Tapi di edisi revisi ini saya menambahkan beberapa foto-foto yang
lumayan jelas yang diambil dari internet---semoga dengan gambar lebih mudah
membantu.
Dalam pembuatan dokumentasi antena kaleng ini saya melakukan revisi
pada ukuran yang ternyata sangat-sangat keliru (semoga belum banyak yang
mencobanya). Saya juga menyertakan perhitungan dari beberapa situs yang saya
temukan, sekaligus menambahkan perhitungan mengguna sebuah software.
Ukuran yang digunakan untuk membuat antena adalah kaleng dengan
panjang 133 milimeter atau 13,3 centimeter, berdiameter 10 centimeter. Untuk
mencari kaleng dengan ukuran yang pas (tepat ukurannya) sangat sulit. Untuk
itu cobalah cari kaleng yang mempunyai diameter 10 cm dan panjangnya boleh
melebihi 13,3 cm. Pergilah ke supermarket dan belilah kaleng twister atau astor
(sekalian isinya tentunya). Kedua kaleng makanan ringan ini umumnya
ukurannya sudah sesuai dengan yang diharapkan. Anda juga bisa menggunakan
kaleng bekas pelumas yang ukurannnya kebanyakan mencukupi untuk
digunakan.
Dalam contoh perakitan ini saya menggunakan kaleng bekas margarin
(Blue Band) yang saya minta dari kawan saya M. Rizal (di bawa dari sulawesi,
maklum habis lebaran) .
Terima Kasih

1
Anda Perlu Tahu
Apa itu Wi-Fi?
Wi-Fi=Wireless Fidelity, Wire= kabel, less=tanpa
Jaringan tanpa kabel atau wireless networking merupakan cara yang cepat,
mudah untuk membangun jaringan, juga merupakan alternativ paling ekonomis
daripada membangun jaringan menggunakan kabel. Dapat digunakan untuk
menghubungkan jaringan antar gedung yang jaraknya sampai beberapa kilometer.
Standar saat ini yang banyak digunakan untuk membangun jaringan tanpa
kabel.
Standard Data Rate Frequency Comment
802.11a 54 Mbps 5.1-5.7GHz Cepat dan jangkauan lebih jauh, tapi lebih
mahal (perangkat dan frekuensi mahal)
dibandingkan dengan frekuensi 2.4GHz.
802.11b 11/22 Mbps 2.4GHz Sistem pertama yang hadir di pasaran
yang cocok untuk kebutuhan internal
(wireless home networking) dan
penggunaan antar bangunan.
802.11g 54 Mbps 2.4GHz Standar 2.4GHz terbaru banyak
memberikan fungsi yang sama dengan
standar 802.11b tetapi dengan transfer
data yang lebih tinggi.
Catatan:
Perlengkapan yang menggunakan standar IEEE 802.11a tidak bisa beroperasi
dengan perlengkapan yang menggunakan standard 802.11b. Tapi beberapa
pabrik kebanyakan menggabungkan kedua standar tersebut dalam produk yang
mereka jual (two in one). Contohnya punya saya yang sudah mendukung standar
b dan g. Tapi lebih baik cari yang three in one (tri-standard IEEE 802.11a/b/g wireless
networking), itu kalau ada.
Ini sebenarnya seperti dual mode pada radio AM/FM. Stasiun radio AM
dan FM mentranmisikan sinyal-sinyalnya menggunakan cara yang berbeda. Jadi
pendengar radio harus membeli dua radio untuk bisa mendengarkan siaran radio
tersebut, baik yang AM atau FM.
2
Makanya supaya pendengar tidak membeli dua radio untuk mendengar
iklan dari channel yang berbeda, ada pabrik yang membuat radio two in one, AM
dan FM dijadikan satu sehingga harganya lebih murah.
Ingat:
Frekuensi radio AM dan FM berbeda dengan frekuensi yang sedang di
bahasa di sini.
Mata bertemu mata
Jaringan tanpa kabel ini sedikit mempunyai kelemahan, yaitu tidak
bolehnya ada penghalang, seperti gedung, pohon, bahkan burung yang terbangpun
bisa bisa mengganggu karena menghalangi sinyal.
Juga perlu diperhatikan pemancar dan penangkap sinyal harus saling
berhadapan. Istilah asingnya Line of Sight (pandangan lurus atau mata bertemu
mata). Jika ada penghalang, maka secara otomatis sinyal akan terganggu dan
transfer data menjadi kacau bahkan koneksi terputus.
3
Perangkat Wi-FI
Penerus Sinyal
Access Point atau sering disebut dengan AP (bukan air putih),
sebenarnya mempunyai kesamaan fungsi dengan hub dan switch. Kalau saya sih
senang menyebutnya dengan station pemancar daripada penerus sinyal.
Access point merupakan tipe spesial dari wireless station yang menerima
transmisi radio dari station radio lainnya di jaringan wireless dan meneruskan
sinyal-sinyal tersebut ke jaringan terakhir.
Access Point bisa merupakan sebuah perangkat yang berdiri sendiri atau
sebuah komputer yang berisikan sebuah adapter jaringan wireless yang
berhubungan dengan special access point management software.
Penerima Sinyal
Berikut ini merupakan perangkat yang dapat digunakan untuk menerima
sinyal Wi-Fi yang disebarluaskan oleh AP (Access Point).
4
PCMCIA (Personal Computer Memory Card International Association), yang
biasa digunakan untuk laptop (kembali ke lap … top …)
PCI WLAN Card, digunakan untuk PC (personal computer) atau komputer
jangkrik yang tidak bisa diangkat-angkat.
USB Wi-Fi, bisa digunakan untuk laptop atau PC yang ada port USB-nya.
Biasanya harganya lebih murah dan mudah dibawa, tapi entah kalau untuk
barang dibawah ini, “linksys dan microsoft sih”. “Mahal ga ya ..?”
5
CF (Compact Flash) digunakan untuk PDA (Personal Digital Assistant), Anda
punya PDA?
6
MAKING CANTENNA
Apa itu antena kaleng?
Antena kaleng sebenarnya tidak jauh beda dengan antena TV yang sering
digunakan untuk menerima sinyal dari stasiun televisi, seperti INDOSIAR, RCTI,
SCTV, Trans TV, Metro TV dan tidak lupa RBTV. Bisa dikatakan antena kaleng
hanya sebagai penguat sinyal saja (ada pendapat lain ..?).
Antena kaleng merupakan alternativ lain jika sedang bokek, sedang
kurang duit untuk beli ekor babi (pig tail) yang harganya lumayan mahal, atau
kurang dana untuk membuat antena omni atau antena helikal.
Apakah lokasi rumah Anda dekat dengan hotspot area, atau Anda
seorang pemalas, malas keluar rumah, dan hanya mempunyai PC1 yang tidak
memungkinkan untuk diangkat-angkat keluar ruangan? Jika jawabannya ya,
maka antena kaleng cocok untuk Anda yang mempunyai dana terbatas.
Ingat, pastikan tidak ada penghalang yang cukup berarti dari tempat
tinggal Anda ke access point terdekat. Biasanya juga antena kaleng digunakan
untuk perang (wardriving).
Alat yang diperlukan
Berikut ini merupakan langkah-langkah yang harus dipersiapkan
sebelum membuat antena kaleng.
1. Sebuah kaleng yang mempunyai panjang 13,3 cm dan diameter 10 cm (kaleng
pelumas atau oli juga bisa digunakan).
2. PCMCIA Card (bila anda menggunakan laptop yang belum dilengkapi
perangkat Wi-Fi 802,11b atau 802,11g) yang mempunyai antena luar.
3. PCI W-Lan Card Wi-Fi 802,11b atau 802,11g (untuk anda yang menggunakan
PC, card tersebut ditancapkan ke Slot PCI).
4. Konektor SMA (untuk konektor yg menghubungkan kabel dengan Card
PCMCIA atau PCI W-lan card, biasanya beberapa jenis PCMCIA masih
menggunakan model pigtail dengan konektor SMA, SMB, SMC atau MCX
5. Kabel coaxial RG-58 yang panjangnya sebaiknya tidak lebih dari 15 meter.
6. Konektor N Plug (TNC Plug Connector RG 58 CRMPG) yang digunakan untuk
menghubungkan ke kabel.
7. Konektor N (TNC Connector segel chasis).
8. Baut dan mur (untuk menempelkan konektor N ke Antena kaleng).
1laptop juga bisa pake antena kaleng
7
9. Lempengan pipa kuningan yang gulungannya berdiameter 2,5-–-4 mm, bisa
juga menggunakan kawat tembaga yang diambil dari kabel listrik.
Macam-macam jenis kaleng, termasuk kaleng bekas pelumas juga bagus untuk digunakan.
PCI W-LAN Card D-Link DWL-G510 dan Kabel RG 58
Dari kiri kekanan: SMA Connector, Plug TNC RG 58 CRMPG, Socket TNC Segel Casis,
kawat tembaga, mur dan baut.
8
Nota pembelian konektor dan kabel
Alat bantu lainnya yang diperlukan:
1. Gergaji besi atau pisau untuk memotong kaleng yang terlalu panjang.
2. Mistar (penggaris) untuk mengukur panjang dan lebar kaleng.
3. Lakban (perekat) untuk merekatkan konektor dengan kabel.
4. Tang (penjepit) untuk mengencangkan mur dengan baut.
5. Obeng (pengencang) untuk memasang kartu dengan motherboard.
Kenali lebih dekat
Untuk lebih memudahkan dalam membeli konektor dan supaya tidak salah
pilih (maklum harga agak mahal) maka gambar diatas di potong-potong.
9
1. SMA Connector, konektor yang paling laris manis dan paling sulitnya
mencarinya. Entah kenapa konektor yang satu ini cepat sekali habis
persediaanya di toko-toko elektronik. Harganya sendiri Rp. 11.000;- bisa
didapatkan di Jl. Pangeran Mangkubumi Yogyakarata, nama tokonya
AUDIO.
2. Plug TNC RG 58 CRMPG, yang akan terhubung dengan kabel RG 58.
3. Socket TNC segel chasis atau N Connector. Tapi kalau dilihat dari
bentuknya tidak ada kemiripan dengan huruf N. atau ini bukan N
Connector (whatever, ga mau pusing ah yang penting tahu bentuknya) …
4. Kawat tembaga yang di pasang di ujung Socket TNC segel chasis.
5. Mur dan baut (4 pasang, maaf disini hanya ada tiga) yang digunakan
untuk melekatkan Plug TNC RG 58 CRMPG dengan kaleng supaya tidak
terlepas.
10
Persiapan Merakit
1. Persiapan alat-alat yang diperlukan dekat dengan Anda dan persiapkan
semua dengan benar.
2. Potong kaleng Anda jika panjangnya masih melebihi 13,3 cm
menggunakan gergaji atau pisau (kalau tidak ada gergaji besi), dan
buatkan lubang menggunakan obeng atau pisau kalau tidak ada bor
dengan jarak dari pinggir (dasar kaleng) 4,4 cm.
Ukuran yang digunakan
Berikut ini ukuran yang bisa Anda gunakan untuk membuat antena
kaleng yang diambil dari situs wire.less.dk2. Tapi perlu diketahui bahwa untuk
panjang kaleng disini tidak diperhitungkan. Anda bisa menggunakan kaleng
yang mempunyai panjang lebih dari 100 mm tanpa harus dipotong.
2 http://wire.less.dk/static/cantennahowto_metric.html
11
d (diameter kaleng
(mm))
b (dihitung dari dasar kaleng ke N
konektor (milimeter))
w (panjang kawat
(mm))
80 70,1 31,5
81 67,5 31,5
82 64,5 31,5
82,5 63,5 31,5
83 62,1 31,5
84 59,9 31,5
85 58,1 31,5
90 51,4 31,5
95 47,2 31,5
100 44,4 31,5
Untuk mendapatkan ukuran yang lebih tepat, Anda bisa menggunakan
software cantennator yang bisa di download secara gratis dari internet (gunakan
google kemudian ketikan kata kunci “cantennator”.
Berikut ini merupakan contoh perhitungan dengan menggunakan kaleng
yang berdiameter 10 cm yang digunakan pada frekuensi 2,4 Ghz.
Perhatian: ganti angka 2.4 yang ada secara default dengan angka 2,4
(menggunakan koma). Kemudian konversikan 10 cm menjadi 100 mm, sehingga
akan menghasilkan perhitungan dengan panjang kaleng 137,76 mm (13,7 cm),
dan ukuran dari belakang kaleng ke N konektor sepanjang 45,92 cm (4,5 cm).
12
Cara merakit antena
Pertama (N Connector)
1. Ambil Socket TNC segel chasis atau N Connector yang telah disatukan
dengan kawat tembaga (panjangnya 31,5 cm) dan kaleng yang telah
dilubangi.
13
2. Masukan Socket TNC segel chasis atau N Connector yang telah disatukan
dengan kawat tembaga ke lubang kaleng yang telah disiapkan.
3. Kencangkan N Connector dengan kaleng menggunakan mur dan baut
menggunakan tang atau tangan (kalau tangannya kuat).
4. Bentuk akhir dari pekerjaan pemasangan mur dan baut dan penampakan
kawat tembaga yang telah terpasang.
14
Kedua (Plug N Connector)
langkah berikut merupakan langkah memasang kabel ke Plug TNC RG 58
CRMPG
1. Kupas terlebih dahulu kabel yang akan dihubungkan ke konektor.
Perhatikan dengan baik, jangan sampai ada kabel berserabut ikut masuk
kedalam ketika memasukan kabel ke konektor.
2. Hasil akhir pemasangan kabel dan pemasangan Plug TNC dengan N
Connector.
15
Ketiga (SMA Connector)
Langkah ini merupakan langkah terakhir perakitan antena kaleng, yaitu
menggabungkan kabel dengan SMA Connector. Ingat bahwa konektor SMA
terdiri dari tiga buah benda kecil (jarum, gelang dan konektornya itu sendiri)
1. Masukan terlebih dahulu gelang besi dari konektor SMA dengan kabel,
kemudian satukan kabel dengan konektor.
2. Masukan jarum ke tengah konektor yang nantinya akan dijadikan sebagai
penghubung ke WLAN Card. Usahakan pemasangan jarum ini rata
dengan pinggir konektor untuk memudahkan mecolokkan konektor ke
16
WLAN Card. Jangan memasukan dengan paksa jarum ke konektor kalau
memang tidak bisa. Kurangi kabel supaya memudahkan pemasangan
jarum.
Perhatian:
Hati-hati ketika menekan jarum, karena dapat melukai jari-jemari Anda yang
halus atau jarumnya yang patah.
3. Jika sudah terpasang dengan baik dan cukup kokoh jarumnya, coba
pasang konektor SMA dengan ujung konektor WLAN. Bila sudah
terpasang baik, akan tampak seperti pada gambar berikutnya.
17
Hasil akhir dari pekerjaan pembuatan antena kaleng. Sekarang saatnya Colok
dan Mainkan (Plug and Play).
18
Terhubung ke internet
Koneksi di Linux
Beberapa distro Linux mungkin sudah mengenali WLAN card Anda.
Tapi bila WLAN card yang digunakan belum dikenali dengan baik oleh sistem
operasi Linux, maka gunakan ndiswrapper. Ndiswrapper merupakan aplikasi
yang digunakan untuk memuat module driver wireless card yang berekstensikan
inf yang digunakan di Windows.
Download versi yang terbaru dari situs resminya. Sebagai contoh, saya
menggunakan ndiswrapper-1.7. Perlu diingat untuk menginstall ndiswrapper
diperlukan adanya source code dari kernel dan sedikit kerja keras.
Jika Anda sudah mendownloadnya silakan ekstrak file tersebut dengan
perintah tar xzvf untuk tar.gz atau tar xjvf untuk tar.bz2.
root@masaiga:# tar xzvf ndiswrapper-1.7.tar.gz
root@masaiga:# cd ndiswrapper-1.7
Langkah berikutnya hanya tinggal melakukan perintah make dan make install
tanpa harus dikonfigurasi terlebih dahulu.
root@masaiga:# make
root@masaiga:# make install
Cukup mudah untuk menginstal aplikasi ini. Setelah terinstall
selanjutnya siapkan driver WLAN card anda yang ada pada CD dan cari file
yang berekstensi inf. Karena kita hanya memerlukan file tersebut, meskipun
didalamnya terdapat banyak file. File ini bisa disalin keharddisk terlebih dahulu
untuk memudahkan saja.
Untuk menginstall driver cukup jalankan perintah ndiswrapper diikuti
opsi –i yang artinya install dan diikuti nama driver.inf. untuk lebih jelasnya lihat
baris perintah dibawah.
root@masaiga:# ndiswrapper –i NetA3AB.inf
Driver yang ada diatas adalah driver yang ada pada CD driver DLINK
DWL-G510, dan untuk sekedar meyakinkan apakah driver telah terinstall
dengan baik, mak digunakan perintah ndiswrapper –l.
root@masaiga:# ndiswrapper -l
Installed drivers:
neta3ab driver present, hardware present
Driver yang telah terinstall sepenuhnya belum dikenali oleh sistem
19
operasi Linux. Untuk memperkenalkannya dan supaya bisa digunakan dan
langsung mengenali WLAN card yang terpasang gunakan perintah modprobe,
perintah yang digunakan untuk memuat module kedalam system.
root@masaiga:# modprobe ndiswrapper
Biasanya WLAN card di Linux dikenali dengan wlan0, meskipun
terkadang juga dikenal dengan nama yang lain misalnya eth1 atau juga eth01.
Dalam sistem operasi yang saya gunakan dikenali dengan wlan0, maka untuk
mengaktifkannya dijalankan perintah seperti dibawah.
root@masaiga:# ifconfig wlan0 up
Langkah berikut ini adalah langkah yang sangat penting, karena untuk
dapat terhubung dengan WiFi kita harus mengenal SSID atau identitas dari AP
(pemancar sinyal). Untuk scanning dapat digunakan perintah iwlist.
root@masaiga:# iwlist wlan0 scan
wlan0 Scan completed :
Cell 01 - Address: 00:30:1A:09:7C:15
ESSID:"Smart.Amikom.Yogyakarta"
Protocol:IEEE 802.11b
Mode:Managed
Frequency:2.457 GHz (Channel 10)
Quality:0/100 Signal level:-89 dBm Noise
level:-256 dBm
Encryption key:off
Bit Rate:1 Mb/s
Bit Rate:2 Mb/s
Bit Rate:5.5 Mb/s
Bit Rate:11 Mb/s
Extra:bcn_int=100
Extra:atim=0
Dari hasil scanning diatas diketahui bahwa ada Access Point dengan SSID
“Stmik.Amikom.Yogyakrta”. Untuk dapat terhubung dengan Acces Point
tersebut lakukan konfigurasi seperti dibawah.
Perhatikan juga huruf besar dan kecil yang tercantum pada alamat ESSID
yang ada pada Acces Point.
root@masaiga:# iwconfig wlan0 essid “Smart.Amikom.Yogyakarta”
Syarat yang tak kalah penting untuk bisa terhubung dengan Access Point
adalah adanya aplikasi DHCP yang terinstall pada komputer. Perlu juga
diketahui bahwa IP yang diberikan DHCP server terhadap client-nya sifatnya
dinamis (selalu berubah).
Jadi setiap kali jika client menginginkan koneksi ke DHCP server maka
DHCP client megirimkan request untuk dapat diberikan alamat IP yang belum
20
terpakai, dan secara otomatis server akan memberikan alamat IP tersebut.
root@masaiga:# dhclient wlan0
Internet Systems Consortium DHCP Client V3.0.3
Copyright 2004-2005 Internet Systems Consortium.
All rights reserved.
For info, please visit http://www.isc.org/products/DHCP
Listening on LPF/wlan0/00:11:95:94:07:c3
Sending on LPF/wlan0/00:11:95:94:07:c3
Sending on Socket/fallback
DHCPREQUEST on wlan0 to 255.255.255.255 port 67
DHCPREQUEST on wlan0 to 255.255.255.255 port 67
DHCPDISCOVER on wlan0 to 255.255.255.255 port 67 interval 6
DHCPOFFER from 10.152.1.1
DHCPACK from 10.152.1.1
bound to 10.152.1.45 -- renewal in 266 seconds
Untuk memastikan berapa nomor IP yang diberikan oleh DHCP server
maka gunakan perintah ifconfig.
Sebagai contoh, komputer client diberikan IP 10.152.1.45 dengan
broadcast 10.152.1.255 dan Netmask 255.255.255.0
root@masaiga:# ifconfig wlan0
wlan0 Link encap:Ethernet HWaddr 00:11:95:94:07:C3
inet addr:10.152.1.45 Bcast:10.152.1.255
Mask:255.255.255.0
UP BROADCAST RUNNING MULTICAST MTU:1500 Metric:1
RX packets:220 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:7 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:1000
RX bytes:24388 (23.8 Kb) TX bytes:2394 (2.3 Kb)
Interrupt:5 Memory:ffdf0000-ffe00000
Koneksi di Windows
Untuk dapat terkoneksi dengan Wi-Fi, pastikan services dari wireless
aktiv, dan driver dari WLAN card sudah terinstall. Untuk mengetahui apakah
services tersebut telah aktiv atau belum, jalankan perintah services.msc dari run
command (gunakan windows key+R atau dari start dan pilih run).
21
Pastikan Wireless Zero Configuration telah aktiv, bila belum aktiv klik dua
kali pada Wireless Zero Configuration dan jalankan servisnya. Kemudian lakukan
scanning untuk mencari sinyal yang dapat dipakai.
Buka control panel---network connection---Wireless Network Connection (pilih
icon pada card WiFi), kemudian klik kanan pada icon sehingga tampil gambar
seperti dibawah (klik pada tab “Wireless Networks”.
Klik pada “View Wireless Networks”, untuk menampilkan sinyal Wi-Fi
yang terdeteksi. Pada gambar dibawah tampak telah terdeteksi WiFi yang dapat
dijangkau dengan SSID “Smart.Amikom.Yogyakarta”.
22
Klik pada SSID yang ditemukan dan Tekan tombol “Connect” untuk
memulai koneksi kejaringan WiFi yang tersedia.
Selamat Anda sudah berhasil terkoneksi, cobalah buka bloggernya om
hari di http://alyauma.wordpress.com untuk melihat apakah koneksinya berjalan
dengan baik.
SELAMAT MENCOBA DAN SEMOGA BERHASIL
23
DAFTAR PUSTAKA
Danny Briere,Walter R. Bruce III, and Pat Hurley, “Wireless Home Networking
FOR DUMmIEs”, Wiley Publishing, Inc, 909 Third Avenue New York NY
10022, 2003
http://www.saunalahti.fi/elepal/antenna2calc.php
http://www.solwise.co.uk/index.html
http://www.turnpoint.net/wireless/index.html
Sebastian Büttrich, “Cantenna Building Instructions”, sebastian @ wire.less.dk
24

Rabu, 30 Juni 2010

keponakan penyihir "narnia" bagian akhir (tamat)



BANGUN, Digory, bangun, Fledge," terdengar
suara Polly. "Permen yang kita
tanam semalam sudah menjadi pohon toffee.
Pagi ini juga indah sekali."
Sinar rendah matahari pagi mengalir membanjiri
hutan, rerumputan tampak kelabu karena
embun, dan sarang labah-labah seperti
perak. Tepat di sebelah mereka, berdiri pohon
kecil berbatang cokelat tua sekali, kira-kira
seukuran pohon apel. Dedaunannya keputihan
dan seperti kertas, seperti tanaman bernama
honesty. Pohon itu dipenuhi buah-buah cokelat
kecil yang kelihatan seperti kurma.
"Hore!" kata Digory. "Tapi aku akan berenang
dulu." Dia bergegas melewati satu atau
dua semak berbunga menuju tepi sungai. Apakah
kau pernah berenang di sungai gunung
228
Pertemuan Tak Terduga
BAB 13
eBook oleh Nurul Huda Kariem MR.
MR. Collection's
yang mengalir deras seperti air terjun rendah
di atas bebatuan merah, biru, dan kuning
yang disinari matahari? Di laut rasanya juga
sama nyamannya, dalam beberapa hal malah
nyaris lebih baik. Tentu saja, dia harus berpakaian
lagi tanpa mengeringkan tubuh dulu,
tapi itu bukan masalah. Ketika dia kembali,
gantian Polly yang turun ke sungai dan berenang.
Setidaknya itulah yang dia bilang dia
lakukan, tapi kita tahu dia bukanlah perenang
yang baik dan mungkin lebih baik tidak terlalu
banyak bertanya. Fledge mengunjungi sungai
juga, tapi dia hanya berdiri di tengah aliran
air, menunduk cukup lama untuk meminum
air, kemudian mengibaskan surainya dan meringkik
beberapa kali.
Polly dan Digory kemudian sibuk dengan
pohon toffee. Buahnya lezat, tidak benar-benar
seperti toffee—yang pasti lebih lembut dan
berair—tapi seperti buah yang mengingatkan
kita akan toffee. Fledge juga mendapatkan
sarapan yang menyenangkan. Dia mencoba salah
satu buah toffee dan menyukainya, tapi
berkata dia lebih ingin makan rumput pada
jam sepagi itu. Lalu dengan sedikit enggan
kedua anak itu naik kembali ke punggungnya
dan perjalanan hari kedua pun dimulai.
229
Perjalanan kali ini lebih ringan daripada
kemarin, sebagian karena semua orang merasa
begitu segar, dan sebagian karena matahari yang
telah terbit berada di belakang mereka, sebab
tentu saja, semua kelihatan lebih indah ketika
cahaya berada di belakangmu. Perjalanan itu
menyenangkan sekali. Gunung-gunung besar bersalju
berdiri di atas mereka di setiap arah.
Lembah-lembahnya, jauh di bawah mereka,
tampak begitu hijau, dan semua aliran air yang
tercurah dari sungai es menuju sungai utama
tampak begitu biru, seolah mereka sedang terbang
di atas perhiasan raksasa. Mereka sebenarnya
ingin bagian petualangan ini berlangsung lebih
lama. Tapi tak lama kemudian mereka semua
mengendus-endus udara dan berkata, "Apa ini?"
dan "Apakah kau mencium sesuatu?" dan "Dari
mana asalnya?" Karena saat itu tercium wangi
surgawi, begitu hangat dan keemasan, yang
seolah berasal dari buah-buah paling lezat dan
bunga-bunga paling indah di dunia, mendatangi
mereka dari suatu tempat di depan.
"Wangi ini datang dari lembah dengan danau
itu," kata Fledge.
"Kau benar," kata Digory. "Dan lihat! Ada
bukit hijau di sisi jauh danau itu. Lihat, betapa
biru airnya."
230
"Pasti itu tempatnya," kata mereka bertiga.
Fledge terbang kian rendah dalam putaran
besar. Puncak-puncak berlapiskan es berdiri
semakin tinggi di atas mereka. Udara kian
terasa hangat dan manis setiap detiknya, begitu
manis sehingga hampir bisa membawa air mata
ke matamu. Fledge kini melayang dengan kedua
sayapnya terbentang diam di setiap sisi, kakikakinya
bersiap mencengkeram tanah. Bukit
hijau yang terjal berkelebat di sekeliling mereka.
Sedetik kemudian dia mendarat pada salah
satu tanjakannya, dengan agak canggung. Ke-
231
dua anak itu terjatuh dari pundak Fledge,
mendarat tanpa terluka pada rumput hangat
dan tebal, lalu berdiri sambil sedikit terengah.
Mereka berada di tiga perempat jalan menuju
puncak bukit, langsung memutuskan untuk memanjat
ke sana. (Kurasa Fledge tidak akan
bisa melakukan ini tanpa kedua sayapnya untuk
menyeimbangkan tubuh dan memberinya bantuan
gerakan terbang sekali-sekali.) Di sekeliling
bagian paling atas bukit ada dinding tumbuhan
hijau yang tinggi. Di dalam dinding itu, pepohonan
tumbuh. Cabang-cabang pepohonan
itu bergantungan di atas dinding, dedaunan
yang terlihat di cabang-cabang tersebut tidak
hanya hijau, tapi juga biru dan keperakan saat
angin mengembus. Ketika para pengelana mencapai
puncak, mereka nyaris berjalan mengelilingi
dinding hijau itu sebelum akhirnya menemukan
pintu gerbang: gerbangnya tinggi dan
terbuat dari emas, tertutup rapat, dan menghadap
ke arah timur.
Hingga saat ini kurasa Fledge dan Polly
berpikir mereka akan masuk ke sana bersama
Digory. Tapi pikiran mereka itu berubah. Kau
tidak akan pernah melihat tempat yang tampak
begitu tertutup. Hanya secara sekilas, kau akan
langsung bisa melihat tempat itu milik sese-
232
orang. Hanya orang bodoh yang bermimpi
masuk kecuali dia telah dikirim ke sana untuk
urusan yang sangat khusus. Digory sendiri langsung
mengerti teman-temannya tidak akan dan
tidak bisa masuk bersamanya. Dia melanjutkan
berjalan menghampiri gerbang sendirian.
Ketika dia sampai di sana dia melihat katakata
ditulis di emas dengan huruf-huruf perak.
Kata-katanya kira-kira seperti ini:
Masuklah melalui gerbang emas
atau tidak sama sekali,
Ambil buahku untuk orang lain
atau dirimu sendiri,
Karena bagi mereka yang mencuri
atau memanjat dindingku
Akan mengetahui isi hati mereka
dan menemukan pilu.
Ambil buahku untuk orang lain, kata Digory
kepada dirinya sendiri. Yah, itulah yang ingin
kulakukan. Kurasa itu berarti aku sama sekali
tidak boleh memakannya untuk diriku sendiri.
Aku tidak mengerti kata-kata di barisan terakhir.
Masuklah melalui gerbang emas. Yah,
siapa yang mau memanjat dinding kalau kita
bisa masuk lewat gerbang? Tapi bagaimana
233
cara membuka gerbang ini? Dia meletakkan
tangannya ke pintu gerbang dan daun pintunya
langsung berayun terbuka, menyajikan jalan
masuk, bergerak dengan engselnya tanpa suara
sedikit pun.
Kini begitu dia bisa melihat tempat di dalamnya,
taman itu tampak semakin eksklusif daripada
apa pun yang pernah dilihatnya. Dia
berjalan masuk tanpa suara sambil melihat ke
sekelilingnya. Segalanya begitu senyap di dalam.
Bahkan air mancur yang berdiri di tengah
taman hanya menimbulkan suara samar. Wangi
yang menyenangkan mengelilinginya, tempat itu
begitu bahagia tapi juga sangat serius.
Dia langsung tahu yang mana pohon yang
benar, sebagian karena pohon itu berdiri tepat
di tengah-tengah taman, dan sebagian karena
apel-apel besar keperakan yang tumbuh di sana
begitu berkilauan serta menebarkan cahaya tersendiri
pada tempat-tempat berbayang yang
tidak tercapai sinar matahari. Dia berjalan
lurus menghampiri pohon tersebut, memetik
apel, kemudian memasukkannya ke saku dada
jaket Norfolk-nya. Tapi dia tidak bisa mencegah
dirinya memandangi buah itu dan mengendusnya
sebelum memasukkannya ke saku.
Seharusnya dia tidak melakukan itu. Rasa
234
haus dan lapar yang mengerikan langsung menguasainya
dan dia jadi ingin sekali merasakan
buah tersebut. Cepat-cepat dia menyimpannya
ke saku, tapi masih banyak buah yang lain.
Apakah salah untuk mencicipi salah satunya?
Lagi pula, pikirnya, peringatan di gerbang itu
mungkin saja bukan benar-benar perintah, bisa
jadi itu hanya nasihat—dan siapa yang peduli
pada nasihat? Atau bahkan kalaupun itu memang
perintah, apakah memakan sebuah apel
bakal berarti melanggarnya? Dia telah mematuhi
bagian tentang mengambil satu untuk
"orang lain".
Sementara berpikir tentang semua ini, kebetulan
dia mendongak dan melihat ke antara
cabang-cabang yang menjulang hingga bagian
atas pohon itu. Di sana, pada cabang di atas
kepalanya, burung menakjubkan bersarang. Aku
menggunakan kata "bersarang" karena dia tampak
nyaris tertidur, tapi tidak juga. Segaris
tipis pada kelopak salah satu matanya terbuka.
Burung itu lebih besar daripada elang, dadanya
jingga, kepalanya dimahkotai bulu-bulu merah,
dan ekornya ungu.
"Dan ini jelas-jelas menunjukkan," kata
Digory setelahnya ketika dia menceritakan kisah
ini kepada orang lain, "bahwa kau tidak bisa
235
236
tidak terlalu berhati-hati di tempat-tempat ajaib
ini. Kau tidak akan pernah tahu apa yang
sedang memerhatikanmu." Tapi kurasa apa pun
yang terjadi Digory tidak akan mengambil apel
itu untuk dirinya sendiri. Hal-hal seperti Janganlah
Kau Mencuri, menurutku tertanam
jauh lebih dalam di kepala anak-anak lelaki di
masa-masa itu daripada sekarang. Tetap saja,
kita tidak pernah bisa yakin.
Digory baru saja hendak berbalik menuju
gerbang masuk ketika dia berhenti dan melihat
ke sekeliling untuk yang terakhir kalinya. Dia
terkejut luar biasa. Dia tidaklah sendirian. Di
sana, hanya beberapa meter dari dirinya, berdiri
sang penyihir. Dia baru saja melempar sisa
bagian tengah apel yang dimakannya. Air buah
itu ternyata lebih gelap daripada dugaanmu
dan meninggalkan noda mengerikan di sekeliling
mulutnya. Digory langsung menebak dia
telah memanjat dinding tumbuhan. Dan dia
mulai melihat mungkin kalimat terakhir pada
gerbang tadi ternyata ada artinya, tentang mendapatkail
keinginan hatimu dan mendapatkan
kepiluan di saat yang sama. Karena sang penyihir
tampak lebih kuat dan bangga daripada
sebelumnya, dan bahkan entah bagaimana, penuh
kemenangan. Tapi wajahnya pucat seperti
mayat, seputih garam.
237
Semua hal itu berkelebat sekaligus dalam
kepala Digory, kemudian dia beranjak dan
berlari menuju gerbang secepat yang bisa dilakukannya.
Sang penyihir mengikutinya. Segera
setelah dia berada di luar, gerbang tertutup
sendiri di belakangnya. "Cepat, naik ke kuda,
Polly! Ayo, Fledge." Sang penyihir telah memanjat
dinding, atau melompatinya, dan sudah
berada dekat di belakangnya lagi.
"Tetap di situ," teriak Digory, berbalik untuk
bertatapan dengannya, "atau kami semua akan
menghilang. Jangan mendekat barang satu sentimeter
pun."
"Anak bodoh," kata sang penyihir. "Kenapa
kau lari dariku? Aku tidak bermaksud menyakitimu.
Kalau kau tidak berhenti dan mendengarkanku
sekarang, kau akan kehilangan pengetahuan
yang bisa membuatmu bahagia seumur
hidup."
"Yah, aku tidak mau mendengarnya, trims,"
kata Digory. Padahal itu tidak benar.
"Aku tahu kesulitan apa yang membawamu
ke sini," sang penyihir melanjutkan. "Karena
akulah yang berada di dekatmu semalam di
hutan dan mendengar semua kegalauanmu. Kau
telah memetik buah di taman tadi. Kini kau
membawanya di sakumu. Dan kau akan mem-
238
bawanya kembali, tanpa merasakannya, kepada
si singa. Untuk dimakan olehnya, untuk digunakan
olehnya. Kau begitu polos! Apakah kau
tahu buah apa itu? Aku akan memberitahumu.
Buah itu apel kebeliaan, apel kehidupan. Aku
tahu, karena aku telah mencicipinya, dan aku
sudah merasakan begitu banyak perubahan
pada diriku sehingga aku tahu aku tidak akan
menua atau mati. Makan buah itu, Nak,
makanlah. Lalu kau dan aku akan bersamasama
hidup selamanya, menjadi raja dan ratu
untuk seluruh dunia ini—atau duniamu, kalau
kita memutuskan kembali ke sana."
"Tidak, terima kasih," kata Digory, "aku
tidak tahu apakah aku akan sangat peduli
untuk hidup terus sementara semua orang yang
kukenal meninggal. Lebih baik aku hidup dengan
jangka waktu normal, mati, dan pergi ke
surga."
"Tapi bagaimana dengan ibumu, kau selalu
bersikap seolah sangat menyayanginya?"
"Apa hubungannya dia dengan semua ini?"
tanya Digory.
"Tidakkah kaulihat, bodoh, bahwa satu gigitan
apel itu saja bakal bisa menyembuhkannya?
Kau telah memilikinya di sakumu. Hanya
ada kita di sini dan sang singa jauh di tempat
239
lain. Gunakan sihirmu dan kembalilah ke
duniamu sendiri. Semenit kemudian kau bisa
berada di samping tempat tidur ibumu, memberinya
buah itu. Lima menit kemudian kau
akan melihat rona wajahnya kembali. Dia akan
berkata kepadamu rasa sakit yang dideritanya
telah hilang. Tak lama kemudian dia akan
bilang kepadamu dia merasa lebih kuat. Lalu
dia akan tertidur—pikirkan itu: berjam-jam tidur
nyenyak yang alami, tanpa rasa sakit,
tanpa obat-obatan. Hari berikutnya semua
orang akan berkata betapa luar biasa kesembuhannya.
Tak lama setelah itu dia akan cukup
sehat kembali. Semua akan baik-baik lagi. Rumahmu
akan bahagia lagi. Kau akan kembali
menjadi seperti anak laki-laki lain."
"Oh!" Digory terperangah seolah dia telah
dilukai, dan meletakkan tangan di kepala. Karena
kini dia tahu pilihan paling buruk ada di
hadapannya.
"Apa yang telah dilakukan sang singa
untukmu sehingga kau rela menjadi budaknya?"
tanya sang penyihir. "Apa yang bisa dilakukannya
padamu setelah kau kembali ke duniamu
sendiri? Dan apa yang akan ibumu pikir kalau
saja dia tahu kau bisa saja menghilangkan
rasa sakitnya, mengembalikan hidupnya, dan
240
menyelamatkan hati ayahmu dari rasa sedih,
tapi kau tidak melakukan itu—bahwa kau lebih
memilih memenuhi permintaan seekor binatang
liar di dunia asing yang bahkan tidak ada
hubungannya denganmu?"
"Me-menurutku dia bukan binatang liar,"
kata Digory dengan suara yang seolah tertahan.
"Dia—entahlah—"
"Kalau begitu dia sesuatu yang lebih buruk,"
kata sang penyihir. "Lihatlah apa yang belumbelum
sudah dilakukannya kepadamu, lihatlah
betapa dia telah membuatmu tidak berhati.
Itulah ulahnya kepada semua orang yang rnendengarkannya.
Kau menjadi anak lelaki yang
kejam dan tak berbelas kasih! Kau lebih memilih
membiarkan ibumu sendiri mati daripada—"
"Oh, diamlah," kata Digory sebal, masih
dengan suara yang sama. "Kaupikir aku tidak
menyadari itu? Tapi aku—aku sudah berjanji."
"Ah, tapi kau tidak tahu apa yang kaujanjikan.
Dan tidak ada seorang pun di sini yang
bisa mencegahmu."
"Justru ibuku sendiri," kata Digory, agak
sulit baginya untuk mengucapkan kata-kata
itu, "tidak akan menyukainya—dia amat tegas
soal menepati janji—juga soal mencuri—dan
241
hal-hal seperti itu. Dia akan melarangku melakukannya—
langsung tanpa ragu-ragu—kalau
saja dia ada di sini."
"Tapi dia tidak akan pernah tahu," kata si
penyihir, berbicara dengan nada yang begitu
manis sehingga kau bakal terkejut seseorang
dengan wajah begitu kejam bisa berbicara seperti
itu. "Kau tidak akan memberitahunya
bagaimana cara kau mendapatkan apel itu.
Ayahmu juga tidak perlu tahu. Tidak seorang
pun di duniamu perlu tahu apa pun tentang
seluruh cerita ini. Kau tidak perlu membawa
pulang gadis kecil itu pulang, ya kan?"
Di situlah sang penyihir membuat kesalahan
fatal. Tentu saja Digory tahu Polly bisa dengan
mudah pergi dengan cincinnya sendiri seperti
dirinya. Tapi tampaknya sang penyihir tidak
tahu soal itu. Dan kekejaman saran meninggalkan
Polly di dunia itu mendadak membuat
segala hal yang sudah dikatakan sang penyihir
kepadanya terdengar begitu salah dan hampa.
Dan bahkan dalam selimut kabut kesedihan,
kepala Digory mendadak menjadi begitu jernih,
dan dia berkata (dengan nada suara yang
berbeda dan lebih keras):
"Tunggu dulu, sebenarnya apa pedulimu dengan
semua ini? Kenapa mendadak kau begitu
242
memerhatikan ibuku? Apa untungnya buatmu?
Apa permainanmu?"
"Bagus, Digory," bisik Polly di telinganya.
"Cepat! Kita harus pergi sekarang." Polly tidak
berani berkata apa-apa sepanjang argumen itu
karena, kau harus mengerti, bukan ibunya yang
sedang sekarat.
"Ayo naik kalau begitu," kata Digory, mengangkat
Polly ke punggung Fledge kemudian
ikut naik ke sana secepat yang dia biasa. Sang
kuda terbang membentangkan sayapnya.
"Pergilah kalau begitu, dasar bodoh," teriak
sang penyihir. "Ingatlah aku, Nak, saat kau
berbaring tua, lemah, dan sekarat. Ingatlah
bagaimana kau membuang begitu saja kesempatan
mendapatkan kemudaan abadi! Tidak
akan ada lagi tawaran itu untukmu."
Mereka sudah terlalu tinggi sehingga mereka
hanya bisa mendengar suara sang penyihir.
Namun sang penyihir pun tidak membuat waktu
untuk mendongak dan menatap kepergian
mereka. Mereka melihatnya berjalan ke arah
utara, menuruni turunan bukit.
Mereka memulai perjalanan itu pagi-pagi
sekali dan kejadian di taman tidaklah memakan
waktu lama, sehingga Fledge dan Polly samasama
berkata mereka dapat dengan mudah
243
tiba di Narnia sebelum malam menjelang.
Digory tidak mengucapkan apa-apa sepanjang
perjalanan pulang, Fledge dan Polly pun tidak
berani mengajaknya bicara. Digory merasa sangat
sedih dan tidak selalu yakin dia telah
melakukan hal yang benar. Tapi setiap kali dia
mengingat air mata berkilau pada mata Aslan,
keraguan hilang dari hatinya.
Sepanjang hari Fledge terbang mantap dengan
sayap-sayap yang tidak lelah, menuju timur
dengan mengikuti aliran sungai, melalui pegunungan
dan melewati perbukitan yang ditutupi
hutan liar, kemudian melintasi air terjun
besar, lalu turun, dan turun, menuju hutanhutan
Narnia yang ditutupi bayangan tebing
raksasa, hingga akhirnya, ketika langit memerah
karena matahari terbenam di belakang mereka,
dia melihat tempat banyak makhluk berkumpul
di pinggir sungai. Dan tak lama kemudian dia
bisa melihat Aslan di antara makhluk-makhluk
itu. Fledge melayang turun, merentangkan keempat
kakinya, merapatkan sayap-sayap, dan
mendarat sambil berderap perlahan. Kemudian
dia berhenti. Digory dan Polly turun dari punggungnya.
Digory melihat semua hewan, dwarf,
satyr, nymph (=peri alam yang cantik), dan
makhluk-makhluk lain menyingkir ke kiri dan
244
kanan, mempersilakannya lewat. Dia berjalan
menghampiri Aslan, menyerahkan apel di sakunya
kepada singa itu, lalu berkata:
"Aku membawakanmu apel yang kauminta,
Sir."
245
BAGUS sekali," kata Aslan dengan suara
yang menggetarkan bumi. Kemudian
Digory tahu semua penghuni Narnia telah mendengar
kata-kata itu dan kisah tentang mereka
akan diceritakan dari orangtua ke anak di
dunia baru ini selama ratusan tahun dan mungkin
selamanya. Tapi dia tidak terancam merasa
tinggi hati karena dia sama sekali tidak memikirkannya
kini, ketika berhadapan dengan
Aslan. Kali ini dia mendapati dirinya mampu
bertatapan langsung dengan sang singa. Dia
telah melupakan segala masalahnya dan merasa
sangat puas.
"Bagus sekali, Putra Adam," kata sang singa
lagi. "Karena buah ini kau telah merasa kelaparan,
kehausan, dan kesedihan. Tiada tangan
lain selain tanganmu yang akan menumbuhkan
246
BAB 14
Penanaman Pohon
eBook oleh Nurul Huda Kariem MR.
MR. Collection's
bibit pohon bakal pelindung Narnia. Lemparkan
apel itu ke arah tepi sungai, di sana
tanahnya lembut."
Digory mematuhi perintah itu. Keadaan menjadi
begitu sunyi sehingga kau bisa mendengar
suara jatuhnya yang pelan ketika apel itu mendarat
di lumpur.
"Lemparan yang bagus," kata Aslan. "Marilah
kita melanjutkan kepada penobatan Raja
Frank penguasa Narnia dan Helen ratunya."
Digory dan Polly kini menyadari kehadiran
pasangan suami-istri itu untuk pertama kalinya.
Mereka mengenakan baju yang unik dan indah,
dari bahu mereka jubah menggantung hingga
ke belakang mereka tempat empat dwarf memegangi
ekor jubah sang raja, sementara empat
nymph sungai memegangi ekor jubah sang
ratu. Kepala mereka telanjang, tapi Helen telah
menggeraikan rambutnya dan ini benar-benar
membuat penampilannya jauh lebih cantik. Tapi
bukanlah tataan rambut maupun pakaian yang
membuat mereka begitu berbeda dengan diri
mereka yang dulu. Wajah mereka memiliki
ekspresi baru, terutama sang raja. Segala ketajaman,
kelicikan, dan aura menyebalkan yang
didapatnya selama menjadi kusir kereta sewaan
tampaknya telah lenyap. Keberanian dan ke-
247
baikan hati yang selalu dimilikinya kini lebih
mudah dilihat. Mungkin udara dunia muda
itu, atau bercakap-cakap dengan Aslan, atau
keduanya yang menyebabkan perubahan ini.
"Astaga," bisik Fledge ke Polly. "Majikan
lamaku telah berubah nyaris sebanyak diriku!
Wah, sekarang dia telah menjadi penguasa
sungguhan."
"Ya, tapi jangan berbisik begitu ke telingaku,"
kata Polly. "Geli sekali."
"Sekarang," kata Aslan, "beberapa di antara
kalian bukalah jalinan yang telah kalian buat
dengan pepohonan itu dan marilah kita lihat
apa yang akan kita temukan di dalamnya."
Digory kini melihat empat pohon tumbuh
begitu dekat sehingga cabang-cabang keempatnya
terpilin atau terikat satu sama lain dengan
simpul-simpul, membentuk semacam sangkar.
Dua gajah dengan belalai mereka dan beberapa
dwarf dengan kapak kecil mereka segera membukanya.
Ada tiga benda di dalamnya. Salah
satunya pohon muda yang tampaknya terbuat
dari emas, dan yang kedua adalah pohon yang
sepertinya terbuat dari perak, tapi benda ketiga
adalah sesuatu yang menyedihkan dengan pakaian
berlumpur, duduk membungkuk di antara
kedua pohon itu.
248
"Ya ampun!" bisik Digory. "Paman Andrew!"
Untuk menjelaskan semuanya kita harus
mundur sedikit. Para hewan, kalau kau ingat,
telah berusaha menanam dan menyirami Paman
Andrew. Ketika siraman itu menyadarkannya,
dia mendapati dirinya basah kuyup,
terkubur hingga pahanya di dalam tanah (yang
dengan cepat berubah menjadi lumpur) dan
dikelilingi lebih banyak hewan liar daripada
yang pernah diimpikannya seumur hidup.
Mungkin tidaklah mengejutkan bila dia mulai
berteriak dan menjerit. Kejadian ini bila dilihat
dari satu sisi adalah hal baik, karena ini akhirnya
meyakinkan semua makhluk (bahkan Babi
Hutan) bahwa dia memang makhluk hidup.
Jadi mereka menggalinya lagi (keadaan celana
panjangnya kini sangat buruk). Segera setelah
kakinya bebas, dia mencoba melarikan diri
tapi satu libatan cepat belalai Gajah di sekeliling
pinggangnya langsung menggagalkan
usaha itu. Semua makhluk kini berpikir dia
harus ditahan di suatu tempat sampai Aslan
punya waktu untuk datang, melihatnya, dan
memberitahu mereka apa yang harus dilakukan
kepadanya. Jadi mereka membuat semacam
sangkar atau kurungan di sekelilingnya. Mereka
249
kemudian menawarkan apa pun yang ada di
benak mereka untuk makanannya.
Keledai mengumpulkan setumpuk tinggi perdu
berduri kemudian melemparkannya ke dalam
sangkar, tapi Paman Andrew tidak tampak
peduli. Para tupai memborbardirnya dengan
hujan kacang-kacangan, tapi dia hanya menutupi
kepala dengan kedua tangannya dan
berusaha menghindar. Beberapa burung terbang
bolak-balik dengan rajin, menjatuhinya dengan
cacing-cacing. Beruang telah bersikap luar biasa
baik hati. Sore itu dia menemukan sarang
lebah liar dan bukannya memakannya sendirian
(padahal dia ingin sekali melakukan itu),
250
makhluk murah hati ini membawanya ke
Paman Andrew. Tapi tindakan ini ternyata
menjadi kegagalan yang paling parah. Beruang
menjatuhkan seluruh gumpalan lengket itu ke
lubang di atas sangkar dan sayangnya mengenai
Paman Andrew langsung di wajahnya (tidak
semua lebah di dalamnya sudah mati). Si
beruang, yang sama sekali tidak akan keberatan
bila wajahnya terbentur sarang lebah, tidak
bisa mengerti kenapa Paman Andrew langsung
tergopoh-gopoh mundur, terjatuh, kemudian terduduk.
Dan benar-benar nasib buruk ketika
dia menduduki tumpukan perdu berduri. "Yah,
lagi pula," seperti kata Babi Hutan, "sudah
cukup banyak madu masuk ke mulutnya dan
itu pasti ada gunanya." Mereka benar-benar
mulai menyukai piaraan aneh mereka dan berharap
Aslan akan mengizinkan mereka memeliharanya.
Makhluk-makhluk yang lebih cerdas
kini cukup yakin bahwa setidaknya sebagian
dari suara yang keluar dari mulut
piaraan mereka itu punya arti. Mereka menamakan
dia Brendi karena dia sering sekali
menyuarakan itu.
Namun akhirnya mereka harus membiarkannya
di dalam sangkar selama semalam.
Aslan sibuk sepanjang hari memberi pengarahan
251
kepada raja dan ratu baru, juga melakukan
hal-hal penting lain, dan tidak bisa mengurusi
"Brendi yang malang". Dengan segala kacangkacangan,
buah pir, apel, dan pisang yang
dilemparkan kepadanya, Paman Andrew mendapatkan
makan malam yang lumayan, tapi
tidak bisa dibilang dia melalui malam itu dengan
cukup nyaman.
"Bawa kemari makhluk itu," kata Aslan.
Salah satu gajah mengangkat Paman Andrew
dengan belalainya dan meletakkannya di depan
kaki sang singa. Paman Andrew terlalu ketakutan
untuk bergerak.
"Aku mohon, Aslan," kata Polly, "bisakah
kau mengatakan sesuatu untuk—untuk membuatnya
lebih tenang? Kemudian bisakah kau
mengatakan sesuatu untuk mencegahnya datang
ke sini lagi?"
"Apakah menurutmu dia akan mau datang
ke sini lagi?" tanya Aslan.
"Yah, Aslan," kata Polly, "mungkin saja dia
mengirimkan orang lain. Dia begitu senang
melihat batang besi dari lampu tiang tumbuh
menjadi pohon lampu tiang, dan dia pikir—"
"Dia membuang tenaga memikirkan hal yang
percuma, Nak," kata Aslan. "Dunia ini berlimpah
kehidupan selama beberapa hari ini karena
252
lagu yang kugunakan untuk membangunkannya
masih mengalun di udara dan bergemuruh di
tanah. Lagu itu akan berakhir tidak lama lagi.
Tapi aku tidak mengatakan itu pada pendosa
tua ini, aku juga tidak bisa menenangkannya,
dia telah membuat dirinya sendiri tak mampu
mendengar suaraku. Kalau aku berbicara padanya,
dia hanya akan mendengar auman dan
geraman. Oh, para putra Adam betapa pintarnya
kalian mempertahankan diri kalian dari
segala yang mungkin berguna untuk kalian!
Tapi aku akan memberi satu-satunya hadiah
yang masih mampu diterimanya."
Aslan menundukkan kepala besarnya dengan
agak sedih, dan mengembuskan napasnya ke
wajah ketakutan si penyihir. "Tidurlah," katanya.
"Tidur dan terpisahlah selama beberapa
jam dari segala siksaan yang telah kautimpakan
pada dirimu sendiri." Paman Andrew langsung
berguling dengan mata terpejam dan mulai
bernapas teratur.
"Bawa dia ke sisi dan baringkan dia," kata
Aslan. "Sekarang, para dwarf! Tunjukkan keahlian
pandai besi kalian. Perlihatkan kepadaku
dua mahkota untuk raja dan ratu kalian."
Sekelompok besar dwarf yang jumlahnya
bahkan tidak bisa kaubayangkan bergegas men-
253
dekati Pohon Emas. Mereka mencabuti seluruh
daunnya, bahkan beberapa cabangnya juga dipatahkan,
dengan kecepatan yang luar biasa.
Dan kini Digory dan Polly bisa melihat bahwa
bagian-bagian pohon itu tidak hanya tampak
seperti emas tapi memang emas lunak sungguhan.
Pohon itu tentu saja tumbuh dari setengah
sovereign yang terjatuh dari saku Paman
Andrew ketika tubuhnya dibalikkan, seperti
juga pohon perak tumbuh dari setengah crown.
Seolah entah dari mana, tumpukan kayu kering
untuk bahan bakar, paron kecil, palu-palu,
tang penjepit besi, dan pengembus angin untuk
menjaga api tetap menyala muncul. Detik
berikutnya (betapa para dwarf itu menyukai
pekerjaan mereka!) api berkobar, pengembus
angin berembus, emas meleleh, dan palu
254
mengentak. Dua tikus tanah, yang diperintah
Aslan untuk menggali (pekerjaan yang paling
mereka sukai) sebelumnya di hari itu, menuangkan
setumpuk batu berharga di kaki para
dwarf.
Di bawah jemari terampil para ahli besi
kecil itu, dua mahkota mulai terbentuk—bukan
benda-benda jelek dan berat seperti mahkota
Eropa, tapi ringan, halus, dan lingkaran berbentuk
indah yang benar-benar bisa kaukenakan
dan tampak lebih bagus saat dikenakan. Mahkota
raja dihiasi batu-batu rubi, sedangkan
mahkota ratu dengan zamrud.
Ketika kedua mahkota itu telah didinginkan
di sungai, Aslan menyuruh Frank dan Helen
berlutut di depannya dan dia meletakkan mahkota
di masing-masing kepala mereka. Kemudian
dia berkata, "Berdirilah, Raja dan Ratu
Narnia, ayah dan ibu banyak raja yang akan
ada di Narnia, Isles, dan Archenland. Bertindaklah
adil, penuh ampun, dan berani. Doa-doa
ada bersama kalian."
Kemudian semua bersorak, menggongong,
meringkik, meniupkan belalai, atau mengepakngepakkan
sayap. Pasangan raja-ratu itu pun
berdiri tampak hikmat juga sedikit malu, tapi
kian tampak mulia dengan rasa malu mereka
255
itu. Dan sementara masih bersorak, Digory
mendengar suara dalam Aslan di sampingnya,
berkata:
"Lihat!"
Semua makhluk dalam kerumunan itu menoleh,
kemudian semua menarik napas panjang
karena rasa takjub dan bahagia. Tak jauh dari
sana, berdiri menjulang hingga di atas kepala,
mereka melihat pohon yang pastinya tidak ada
di sana sebelumnya. Pohon itu pasti telah
tumbuh tanpa suara, namun semulus gerakan
bendera jika kau menariknya naik di tiang
bendera, sementara mereka semua disibukkan
acara penobatan. Cabang-cabangnya yang terentang
seolah menyebarkan cahaya dan bukannya
bayangan. Apel-apel perak mengintip keluar
seperti bintang di antara setiap daun. Tapi
wangi yang keluar dari pohon itulah, jauh
melebihi pemandangan yang ditampilkannya,
yang membuat semua makhluk menarik napas.
Selama beberapa saat tidak ada yang bisa
memikirkan hal lain.
"Putra Adam," kata Aslan, "kau telah bertanam
dengan baik. Dan kalian, para penghuni
Narnia, jadikanlah perhatian pertama kalian
untuk menjaga pohon ini, karena pohon ini
pelindung kalian. Penyihir yang telah kucerita-
256
257
kan kepada kalian telah pergi ke utara dunia,
dia akan terus tinggal di sana, semakin kuat
dengan sihir hitamnya. Tapi selama pohon itu
hidup, dia tidak akan pernah datang ke Narnia.
Dia tidak akan berani mendekat dalam jarak
seratus mil dari pohon itu, karena wanginya
yang tercium bagai kebahagiaan, kehidupan,
dan kesehatan bagi kalian, terasa seperti kematian,
ketakutan, dan kesedihan baginya."
Semua makhluk menatap lekat-lekat dalam
diam ke arah pohon itu ketika Aslan tiba-tiba
memutar kepalanya (menyebarkan berkas-berkas
cahaya keemasan dari surainya saat melakukan
itu) dan memaku mata besarnya pada Digory
dan Polly. "Ada apa, anak-anak?" tanyanya,
karena dia melihat mereka sedang berbisikbisik
dan saling menyikut.
"Oh—Aslan, Sir," kata Digory, wajahnya
memerah, "Aku lupa memberitahumu. Sang
penyihir telah memakan salah satu apel itu,
apel yang sama dengan yang tumbuh dari
pohon itu." Dia tidak benar-benar mengatakan
semua yang ada dalam pikirannya, tapi Polly
langsung mengungkapkannya untuknya. (Digory
selalu lebih takut bersikap konyol daripada
Polly.)
"Jadi kami pikir, Aslan," kata Polly, "pasti
258
ada beberapa kesalahan dan dia tidak bisa
benar-benar terganggu dengan wangi apel-apel
itu."
"Kenapa kau berpikir begitu, Putri Hawa?"
tanya sang singa.
"Yah, dia sudah memakan sebuah."
"Nak," dia menjawab, "itulah sebabnya segala
hal lain kini menjadi sesuatu yang menakutkan
baginya. Itulah yang terjadi pada
orang-orang yang memetik dan memakan buah
pada saat yang salah dan dengan cara yang
salah. Buahnya berguna, tapi mereka membencinya
selamanya."
"Oh, begitu," kata Polly. "Dan kurasa karena
dia mengambilnya dengan cara yang salah buah
itu tidak akan berguna baginya. Maksudku
buah itu tidak akan membuatnya terus muda
dan semacamnya?"
"Sayang sekali," kata Aslan, menggelenggeleng.
"Buahnya tetap akan berguna. Segala
hal selalu bekerja sesuai kodratnya. Dia telah
mendapatkan keinginan hatinya, dia memperoleh
kekuatan tanpa kelemahan dan hari-hari
tak berakhir seperti dewi. Tapi perpanjangan
hari dengan hati yang jahat hanyalah perpanjangan
penderitaan dan dia sudah mulai mengetahui
itu. Setelah mendapatkan segala yang
259
mereka inginkan, mereka tidak selalu menyukainya."
"Aku—aku hampir memakan buah itu juga,
Aslan," kata Digory. "Apakah aku akan—"
"Benar, Nak," kata Aslan. "Karena buah itu
selalu berfungsi—harus berfungsi—tapi buah itu
tidak akan berguna dengan baik bagi siapa pun
yang memetiknya karena keinginan sendiri. Kalau
ada penghuni Narnia yang tanpa diminta mencuri
apel dan menanamnya di sini untuk melindungi
Narnia, pohon yang tumbuh akan melindungi
Narnia. Tapi pohon itu akan melakukannya
dengan menjadikan Narnia kerajaan kuat dan
kejam seperti Charn, bukan tanah ramah yang
kuinginan. Dan sang penyihir membujukmu
untuk melakukan hal lain, anakku, benar kan?"
"Ya, Aslan. Dia membujukku membawa pulang
apel untuk ibuku."
"Mengertilah kalau begitu, apel itu memang
akan menyembuhkannya, tapi bukan demi kebahagiaanmu
ataupun kebahagiaannya. Akan
datang suatu hari ketika kalian berdua bakal
melihat ke belakang dan berkata lebih baik
mati karena penyakit itu."
Dan Digory tidak bisa mengatakan apa pun,
karena air mata telah membuatnya tersedak
dan dia telah melepaskan semua harapan me-
260
nyelamatkan nyawa ibunya. Namun di saat
yang sama dia tahu sang singa tahu apa yang
bakal terjadi, dan bahwa mungkin ada hal-hal
yang lebih buruk bahkan daripada kehilangan
seseorang yang kaucintai karena dijemput kematian.
Tapi kini Aslan berkata lagi, hampir
dengan bisikan:
"Itulah yang akan terjadi, Nak, dengan apel
curian. Bukan itu yang akan terjadi sekarang.
Yang akan kuberikan kepadamu sekarang akan
membawa kebahagiaan. Apel ini tidak akan
membawa kehidupan abadi di duniamu, tapi
akan menyembuhkan. Pergilah. Petikkan ibumu
sebuah apel dari pohon itu."
Selama beberapa saat Digory nyaris tidak
bisa mengerti. Seolah seluruh dunia telah jungkir
balik dan tercampur baur. Kemudian, seperti
seseorang dalam mimpi, dia berjalan menghampiri
pohon itu. Raja dan Ratu Narnia
bersorak untuknya, para makhluk lain juga
berteriak menyemangati. Dia memetik apel dan
memasukkannya ke saku. Kemudian dia kembali
ke Aslan.
"Aku mohon," katanya, "bolehkah kami pulang
sekarang?" Dia lupa mengucapkan "terima
kasih", tapi dia merasakannya dan Aslan tahu
itu.
261
KALIAN tidak membutuhkan cincin saat
aku bersama kalian," kata suara Aslan.
Kedua anak itu mengejap-ngejapkan mata dan
mendongak. Mereka sekali lagi berada di Hutan
di Antara Dunia-dunia, Paman Andrew berbaring
di rerumputan, masih terlelap. Aslan
berdiri di samping mereka.
"Mari," kata Aslan, "sudah tiba saatnya
bagi kalian untuk pulang. Tapi ada dua hal
yang terlebih dahulu harus diurus, peringatan
dan perintah. Lihat kemari, anak-anak."
Mereka mengikuti petunjuk Aslan dan melihat
lubang kecil di rerumputan dengan dasar yang
juga ditumbuhi rumput, hangat dan kering.
"Terakhir kali kalian ke sini," kata Aslan,
"lubang itu mata air, dan ketika kalian melompat
ke dalamnya kalian tiba di dunia tem-
262
BAB 15
Akhir Kisah Ini
dan Awal Kisah-kisah Lain
eBook oleh Nurul Huda Kariem MR.
MR. Collection's
pat matahari yang sekarat bersinar di atas
reruntuhan Charn. Tidak ada mata air sekarang.
Dunia itu telah berakhir, seolah tidak
pernah ada. Biarlah ras Adam dan Hawa mendapat
peringatan."
"Ya, Aslan," kata kedua anak itu bersamasama.
Tapi Polly menambahkan, "Tapi kami
tidaklah separah dunia itu ya kan, Aslan?
"Belum, Putri Hawa," jawabnya. "Belum.
Tapi kalian akan menjadi seperti itu. Tidaklah
pasti apakah orang-orang jahat pada rasmu
tidak akan menemukan rahasia sedahsyat Kata
Kemalangan dan menggunakannya untuk menghancurkan
semua makhluk hidup. Dan tak
lama lagi, amat sebentar lagi, sebelum kalian
menjadi pria tua dan wanita tua, negara-negara
besar di dunia kalian akan dikuasai para tiran
yang tidak lebih peduli pada kebahagiaan, keadilan,
dan belas kasihan daripada Maharani
Jadis. Biarkan duniamu waspada. Itulah
peringatanku. Sekarang untuk perintahku. Segera
mungkin, ambillah cincin-cincin ajaib milik
pamanmu ini dan kuburkan supaya tidak ada
yang bisa menggunakannya lagi."
Digory dan Polly mendongak dan menatap
wajah sang singa saat dia mengucapkan katakata
ini. Dan mendadak (mereka tidak pernah
263
tahu pasti bagaimana semua itu bisa terjadi)
wajah itu menjelma menjadi lautan emas cair
dan mereka mengapung di dalamnya. Rasa
manis dan kekuatan yang begitu besar berputarputar
di sekeliling mereka, di atas mereka,
dan memasuki mereka sehingga mereka merasa
tidak pernah benar-benar bahagia, bijaksana,
atau baik, atau bahkan hidup dan terjaga
sebelumnya. Dan kenangan momen itu selalu
tersimpan di dalam diri mereka, selamanya
sepanjang hidup keduanya. Kalau mereka merasa
sedih, takut, atau marah, kenangan akan
segala kebaikan keemasan itu dan perasaan
bahwa semua itu masih ada di sana, cukup
dekat, hanya di suatu belokan, atau di belakang
suatu pintu, akan kembali dan membuat
mereka merasa yakin, jauh di dalam hati,
bahwa segalanya baik-baik saja. Menit berikutnya
mereka bertiga (Paman Andrew kini sudah
terbangun) datang terlontar ke dalam kebisingan,
panasnya, dan bau-bau pekat London.
Mereka berada di trotoar di luar pintu depan
rumah Ketterley, dan kecuali sang penyihir, si
kuda, dan kusir kereta, segalanya masih persis
seperti saat mereka meninggalkannya. Ada 1ampu
tiang yang salah satu tangannya menghilang,
264
ada puing kereta kuda sewaan, begitu juga
kerumunan orang. Semua orang masih berbicara
dan ada beberapa orang berlutut di
samping para petugas polisi yang terluka, mengatakan
hal-hal seperti, "Dia mulai siuman"
atau "Bagaimana perasaanmu sekarang, teman?"
atau "Ambulans akan segera sampai di
sini."
Wow! pikir Digory. Sepertinya seluruh petualangan
itu sama sekali tidak memakan
waktu.
Banyak orang di antara kerumunan itu menengok
kiri-kanan untuk mencari Jadis dan
kudanya. Tidak ada yang memerhatikan kehadiran
kedua anak itu karena tidak ada yang
melihat mereka pergi ataupun menyadari kepulangan
mereka. Sedangkan Paman Andrew,
dengan keadaan pakaiannya sekarang dan madu
yang berlepotan di wajahnya, tidak akan bisa
dikenali siapa pun. Untungnya pintu depan
terbuka dan sang pelayan wanita sedang berdiri
di depan pintu mengawasi yang terjadi (hari
ini benar-benar hari yang seru bagi gadis itu!)
jadi Digory dan Polly tidak mendapatkan kesulitan
mendorong paksa Paman Andrew sebelum
ada yang bertanya-tanya.
Paman Andrew berlari menaiki tangga men-
265
dahului Digory dan Polly dan awalnya kedua
anak itu khawatir dia akan langsung menuju
lotengnya dan berniat menyembunyikan sisa
cincin yang dia miliki. Tapi mereka tidak perlu
cemas. Yang sedang dia pikirkan adalah botol
di dalam lemari pakaiannya. Kemudian dia
langsung menghilang di dalam kamar tidurnya
dan mengunci pintu. Ketika keluar lagi (tidak
terlalu lama setelah itu), dia mengenakan
mantel mandi dan langsung menuju kamar
mandi.
"Bisakah kau mengambil cincin-cincin lainnya,
Poll?" tanya Digory. "Aku mau menengok
ibuku."
"Oke. Sampai ketemu nanti," kata Polly,
kemudian dia berlari dengan langkah-langkah
berisik saat menaiki lantai loteng.
Digory diam sesaat untuk mengatur napas,
lalu dia berjalan pelan ke kamar ibunya. Dan
di sanalah ibunya berbaring, seperti yang sering
dia lihat sebelumnya, bersandar pada bantal.
Wajahnya kurus dan pucat yang bisa membuatmu
menangis bila melihatnya. Digory mengeluarkan
apel kehidupan dari sakunya.
Dan seperti sang penyihir Jadis yang tampak
berbeda ketika kau melihatnya di dunia kita
dengan ketika kau melihatnya di dunianya
266
sendiri, buah dari taman gunung itu pun tampak
berbeda. Tentu saja ada berbagai macam
warna di kamar tidur itu, kain penutup tempat
tidur di ranjang, kertas dinding, sinar matahari
dari jendela, dan mantel tidur biru pucat yang
cantik milik Ibu. Tapi begitu Digory mengeluarkan
apel yang dibawanya dari saku, semua
benda itu seolah nyaris tidak memiliki warna.
Semuanya, bahkan sinar matahari, tampak pudar
dan suram. (Kau harus ingat saat itu
musim panas sehingga walaupun hari sudah
malam, matahari belumlah terbenam.) Kilau
terang apel itu menebarkan cahaya-cahaya aneh
di langit-langit. Tidak ada hal lain yang lebih
menarik untuk dilihat, kau tidak akan mampu
melihat yang lain. Dan harum apel kebeliaan
membuatmu berpikir ada jendela di ruangan
itu yang membuka ke Surga.
"Oh, Sayang, cantik sekali," kata ibu Digory.
"Ibu mau memakannya, kan? Aku mohon,"
kata Digory.
"Aku tidak tahu apa kata dokter nanti,"
dia menjawab. "Tapi sungguh—aku hampir
merasa mampu memakannya."
Digory mengupas, memotong-motong, dan
memberikan apel itu kepada ibunya seiris demi
seiris. Dan tak lama setelah selesai memakan-
267
nya, ibu Digory tersenyum dan kepalanya kembali
terbenam ke bantal. Dia pun tertidur:
tidur sungguhan, yang alami dan lembut, tanpa
obat-obatan memuakkan itu, sesuatu yang
Digory sudah tahu, hal yang paling diinginkannya
di dunia ini. Digory pun kini yakin wajah
ibunya tampak agak berbeda. Dia membungkuk
dan mencium ibunya dengan sangat lembut,
kemudian pelan-pelan keluar dari kamar itu
dengan hati berdebar sambil membawa bagian
tengah apel tadi. Sepanjang hari itu, setiap
kali dia melihat benda-benda di sekitarnya dan
melihat betapa biasa dan tidak ajaibnya bendabenda
itu, dia nyaris tidak berani berharap.
268
Tapi ketika dia mengingat wajah Aslan, harapan
pun muncul.
Malam itu dia mengubur bagian tengah apel
kehidupan di halaman belakang.
Pagi berikutnya ketika sang dokter melakukan
kunjungan rutin, Digory mencondongkan
tubuh di atas pagar tangga dan mendengarkan.
Dia mendengar sang dokter keluar bersama
Bibi Letty dan berkata:
"Miss Ketterley, ini kasus paling luar biasa
yang pernah kuketahui sepanjang karier kedokteranku.
Ini—ini seperti keajaiban. Aku tidak
akan memberitahu anak lelakinya apa
pun saat ini, kita tidak mau menimbulkan
harapan-harapan kosong. Tapi menurut pendapatku—"
Kemudian suaranya menjadi terlalu
pelan untuk didengar.
Siang itu dia turun ke taman dan menyiulkan
sinyal rahasia yang sudah disepakatinya bersama
Polly (gadis kecil itu belum bisa kembali
ke sana sejak kemarin).
"Bagaimana?" tanya Polly, melihat dari atas
dinding. "Maksudku, tentang ibumu?"
"Kurasa—kurasa semua akan baik-baik saja,"
kata Digory. "Tapi kalau kau tidak keberatan
aku belum terlalu ingin membicarakannya. Bagaimana
dengan cincin-cincinnya?"
269
"Aku sudah mendapatkan semuanya," kata
Polly. "Lihat, tenang saja, aku memakai sarung
tangan. Ayo kita kubur."
"Ya, ayo. Aku menandai tempat aku mengubur
sisa apel kemarin."
Kemudian Polly memanjat dinding dan mereka
pergi ke tempat itu bersama-sama. Tapi
ternyata Digory tidak perlu menandai tempat
itu. Sesuatu sudah muncul dari dalamnya. Sesuatu
itu tidaklah tumbuh seperti pohon-pohon
baru di Narnia, di mana kau bisa melihatnya
benar-benar bertambah besar, tapi ada pucuk
yang tampak muncul di permukaan. Mereka
mengambil sekop dan mengubur semua cincin
ajaib, termasuk cincin milik mereka, mengelilingi
pucuk tersebut.
Sekitar seminggu setelah kejadian ini sudah
bisa dipastikan keadaan ibu Digory membaik.
Dua minggu kemudian dia sudah bisa duduk
di luar rumah di taman. Dan sebulan kemudian
seluruh rumah itu telah menjadi tempat yang
sama sekali berbeda. Bibi Letty melakukan
segalanya yang diinginkan ibu Digory. Jendelajendela
dibuka, gorden-gorden lusuh disingkapkan
untuk membuat ruangan lebih terang. Kini
juga ada bunga-bunga baru di mana pun, dan
lebih banyak makanan yang bisa disantap,
270
piano tua sudah diperbaiki, ibu Digory mulai
bernyanyi lagi juga melakukan permainanpermainan
bersama Digory dan Polly sehingga
Bibi Letty akan berkata, "Sungguh, Mabel,
kaulah bayi terbesar di antara kalian bertiga."
Ketika hal-hal memburuk, biasanya kau akan
mendapati hal-hal itu bertambah buruk selama
beberapa lama. Tapi sekalinya hal-hal membaik,
sering kali keadaan kian membaik dan membaik.
Setelah sekitar enam minggu kehidupan
indah ini berjalan, datanglah surat panjang
dari ayah Digory di India, yang mengabarkan
berita gembira. Paman buyut Ayah, Paman
Kirke, telah meninggal dan tampaknya ini berarti
ayah Digory menjadi kaya raya. Dia akan
pensiun dan pulang dari India untuk tinggal
terus. Lalu rumah besar di pedesaan, yang
telah didengar Digory sepanjang hidupnya namun
belum pernah dia lihat, akan menjadi
rumah mereka. Rumah besar dengan deretan
baju zirah, istal, rumah anjing, sungai, taman,
rumah kaca, kebun anggur, hutan, dan pegunungan
di belakangnya. Jadi Digory merasa
seyakin dirimu bahwa mereka semua akan
hidup bahagia selama-lamanya. Tapi mungkin
kau ingin tahu satu atau dua hal lagi.
Polly dan Digory seterusnya menjadi teman
271
baik dan hampir setiap liburan Polly akan
tinggal bersama keluarga Digory di rumah pedesaan
mereka yang indah. Di sanalah dua
anak itu belajar berkuda, berenang, memerah
susu, memasak, dan mendaki gunung.
Di Narnia, para hewan hidup dalam kedamaian
dan kebahagiaan. Sang penyihir ataupun
musuh lain tidak datang mengacaukan
daratan tenteram itu selama ratusan tahun.
Raja Frank dan Ratu Helen juga anak-anak
mereka hidup bahagia di Narnia. Anak kedua
mereka menjadi Raja Archenland. Anak-anak
laki-laki menikahi nymph dan para anak perempuan
menikahi dewa hutan dan dewa sungai.
Lampu tiang yang ditanam sang penyihir (secara
tak sengaja) bersinar siang dan malam di
hutan Narnia sehingga tempat lampu itu tumbuh
dinamakan Area Lentera. Dan ketika, bertahun-
tahun kemudian, anak lain dari dunia
kita datang ke Narnia pada suatu malam bersalju,
dia mendapati cahaya lampu itu masih
menyala. Dan petualangan itu, dengan suatu
cara, berhubungan dengan petualangan-petualangan
yang baru saja kuceritakan kepadamu.
Jadi begini. Pohon yang tumbuh dari bagian
tengah apel yang ditanam Digory di halaman
272
belakang, terus tumbuh dan berkembang menjadi
pohon yang kokoh. Karena tumbuh di
tanah dunia kita, jauh dari suara nyanyian
Aslan dan udara bersih Narnia, pohon itu
tidak berbuah apel yang bisa menyembuhkan
wanita sekarat seperti ibu Digory. Tapi pohon
itu tetap menghasilkan apel-apel yang lebih
cantik daripada pohon apel mana pun di
Inggris, buah-buahnya pun sangat baik untuk
tubuhmu, walaupun tidak sepenuhnya ajaib.
Tapi di dalam dirinya, dalam sarinya, pohon
itu (bisa dibilang) tidak pernah melupakan
pohon lain di Narnia dari mana dirinya berasal.
Terkadang pohon itu akan bergerak secara
misterius walau tidak ada angin bertiup: kurasa
ketika ini terjadi ada angin kencang di Narnia
dan pohon di Inggris itu bergetar karena pada
saat itu pohon di Narnia sedang terguncangguncang
dan berayun-ayun dalam tiupan angin
kencang barat daya. Apa pun yang sebenarnya
terjadi, akan dibuktikan kemudian bahwa masih
ada sihir di dalam batangnya. Karena ketika
Digory sudah berusia paro baya (dan dia telah
menjadi pria terpelajar yang terkenal, seorang
profesor dan petualang besar pada masa itu)
dan rumah tua Ketterley telah menjadi miliknya,
ada badai besar di seluruh selatan Inggris
273
yang menumbangkan pohon tersebut. Dia tidak
tega sekadar memotong-motongnya dan menjadikannya
kayu bakar, jadi dia menyuruh
orang membuat lemari pakaian dari kayu pohon
itu, kemudian menaruhnya di rumah pedesaannya
yang besar. Dan walaupun dia sendiri
tidak menemukan kemampuan sihir pada
lemari pakaian tersebut, orang lain lebih beruntung.
Itulah awalnya segala kedatangan dan
kepergian antara Narnia dan dunia kita, kisah
yang bisa karubaca di buku-buku lain dalam
seri ini.
Ketika Digory dan keluarganya datang untuk
tinggal di rumah besar di pedesaan, mereka
membawa Paman Andrew untuk tinggal bersama
mereka, karena ayah Digory berkata,
"Kita harus berusaha menjauhkan orang tua
itu dari masalah, lagi pula tidak adil Letty
yang malang harus selalu kerepotan menjaganya."
Paman Andrew tidak pernah mencoba
sihir apa pun lagi sepanjang hidupnya. Dia
telah mendapatkan pelajaran, dan sejalan dengan
bertambahnya usia, dia menjadi pria tua
yang lebih ramah dan tidak egois daripada
sebelumnya. Tapi dia selalu gemar menjamu
tamu di ruang biliar dan memberitahu mereka
cerita-cerita tentang wanita misterius, bang-
274
sawan dari bangsa asing, dengan siapa dia
berkeliling London. "Emosi wanita itu terlalu
meledak-ledak," dia akan berkata. "Tapi dia
wanita yang cantik sekali, Sir, cantik luar
biasa."
275
"Dukung Penulis dan Penerbit
dengan membeli buku versi cetaknya"
Nurul Huda Kariem MR.
a
MR. Collection's
Ikuti kelanjutan petualangan di
Narnia!
The Chronicles of Narnia #2
SANG SINGA, SANG PENYIHIR,
DAN LEMARI
"Itu lemari ajaib. Ada hutan di dalamnya, dan
di sana sedang hujan salju! Ayo, mari lihat,"
kata Lucy memohon.
Empat anak, Peter, Edmund, Susan, dan Lucy,
dievakuasi ke desa saat perang. Tapi, tak lama
kemudian mereka menemukan diri mereka
menghadapi bahaya yang sesungguhnya ketika
Lucy masuk ke dunia ajaib Narnia. Musim
salju dan Penyihir Putih adalah ancaman terbesar
dan hanya keempat anak serta singa
agung, Aslan, yang bisa mematahkan kutukan
jahat itu.
CLIVE STAPLES LEWIS lahir di Belfast tahun 1898.
Dia pengajar Sastra Inggris di Magdalen
College, Oxford, kemudian menjadi Profesor
Sastra Abad Pertengahan dan Masa Renaisans
di Cambrige University. Dia tinggal di Cambrige
sampai wafat di tahun 1963. Dia menulis
berbagai buku kritik sastra, yang paling terkenal
adalah The Screwtape Letters, juga empat
novel dewasa. Ketujuh buku Chronicles of
Narnia adalah satu-satunya karya C.S. Lewis
untuk anak-anak.
PAULINE BAYNES membuat ilustrasi untuk seluruh
buku dalam seri The Chronicles of Narnia.
Diawali dengan Sang Singa, sang Penyihir, dan
Lemari di tahun 1949, kariernya sebagai ilustrator
pun kian berkembang.

narnia bag.4

TENTU saja itu suara sang singa. Kedua
anak itu telah lama yakin dia bisa bicara,
tapi tetap saja menjadi kejutan yang indah
dan hebat ketika dia melakukannya.
Keluar dari pepohonan, orang-orang liar berjalan
maju, begitu juga para dewa dan dewi
hutan. Bersama mereka datang juga faun, satyr
(=manusia bertanduk, bertelinga, berbuntut, dan
berkaki seperti kambing), dan dwarf. Dari sungai
muncul keluar dewa sungai bersama putriputri
naiad-nya. Lalu semua makhluk itu, para
hewan, juga burung dengan suara masingmasing
yang beragam, rendah, tinggi, tebal,
atau jelas, menjawab:
"Hormat pada Aslan. Kami dengar dan patuh.
Kami bangkit. Kami mencintai. Kami berpikir.
Kami bicara. Kami tahu."
Lelucon Pertama
dan Hal-hal Lain
BAB 10
174
eBook oleh Nurul Huda Kariem MR.
nurulkariem@yahoo.com
"Tapi maaf, kami belum tahu terlalu banyak,"
kata suara yang agak nyaring dan
penuh dengusan. Dan ini benar-benar membuat
kedua anak itu melompat saking terkejutnya,
ternyata kuda kereta sewaan itulah yang
bicara.
"Strawberry memang hebat," kata Polly.
"Aku sungguh lega dia menjadi salah satu
hewan yang dipilih menjadi Hewan yang Bisa
Berbicara." Dan si kusir kereta, yang kini
berdiri di samping kedua anak itu, berkata,
"Ini mustahil. Tapi aku memang selalu bilang
kuda itu punya akal panjang."
"Para makhluk, aku memberi kalian diri
kalian," kata suara Aslan yang kuat dan gembira.
"Aku memberi kalian selamanya tanah
Narnia ini. Aku memberi kalian hutan, buahbuahan,
sungai. Aku memberi kalian bintangbintang
dan aku memberi kalian diriku sendiri.
Para hewan bodoh yang tidak kupilih juga
milik kalian. Perlakukan mereka dengan lembut
dan hargai mereka, tapi janganlah berbalik
mengikuti mereka karena dengan begitu kalian
tidak lagi akan menjadi Hewan yang Bisa
Berbicara. Karena kalian telah dikeluarkan dari
kaum mereka, kalian akan bisa kembali menjadi
bagian mereka. Hindari itu."
175
"Tidak, Aslan, kami tidak akan kembali,
tidak akan," kata semua orang. Tapi burung
Jackdaw yang bersemangat menambahkan dengan
suara keras, "Jangan khawatir!" sedangkan
semua makhluk sudah selesai berkata-kata
tepat sebelum dia mengucapkan ini. Kata-katanya
pun terdengar sangat jelas dalam keheningan,
dan mungkin kau pernah mendapati
betapa memalukannya kejadian ini—misalnya
saja, di suatu pesta. Jackdaw itu menjadi begitu
malu sehingga dia menyembunyikan kepala di
bawah sayap-sayapnya seolah hendak pergi
tidur. Dan semua hewan lain mulai mengeluarkan
berbagai suara aneh yang adalah cara
tertawa masing-masing. Suara-suara yang tentu
saja belum pernah terdengar di dunia kita.
Awalnya mereka berusaha menahannya, tapi
kemudian Aslan berkata:
"Tertawalah dan jangan cemas, para makhluk.
Kini kalian tidak lagi bodoh dan tanpa pikiran,
kalian tidak perlu selalu bersedih. Karena
lelucon, seperti juga keadilan, datang bersama
kata-kata."
Jadi mereka semua tidak lagi menahan diri.
Dan suasana menjadi begitu ceria sehingga
Jackdaw itu sendiri mengumpulkan kembali
keberaniannya dan bertengger pada kepala kuda
176
kereta sewaan, di antara kedua telinganya,
mengepak-ngepakkan sayap, lalu berkata:
"Aslan! Aslan! Apakah aku telah menciptakan
lelucon pertama? Apakah semua makhluk
akan diberitahu akulah yang membuat lelucon
pertama itu?"
"Tidak, teman kecilku," kata sang singa.
"Kau belumlah menciptakan lelucon pertama,
kau hanya menjadi lelucon pertama." Kemudian
semua makhluk tertawa lebih keras, tapi
Jackdaw tidaklah keberatan dan ikut tertawa
sama kerasnya hingga si kuda menggoyangkan
kepala. Jackdaw pun kehilangan keseimbangan
177
dan terjatuh. Tapi kemudian dia teringat pada
sayapnya (sayap-sayap ini memang masih baru
baginya) sebelum dia mencapai tanah.
"Dan sekarang," kata Aslan, "Narnia telah
didirikan. Selanjutnya kita harus memikirkan
cara menjaganya. Aku akan memanggil sebagian
dari kalian untuk rapat bersamaku.
Mendekatlah kepadaku, kau pemimpin bangsa
Dwarf, kau Dewa Sungai, kau Roh Pohon Ek,
dan Burung Hantu jantan, juga kedua gagak
hitam, dan gajah jantan. Kita harus berjalan
bersama. Karena walaupun dunia ini baru berusia
lima jam, kejahatan telah memasukinya."
178
Para makhluk yang dia sebut namanya maju
dan dia melangkah ke timur bersama mereka.
Makhluk-makhluk yang lain mulai berbicara,
mengucapkan kata-kata seperti, "Apa yang
katanya telah memasuki dunia kita?—kebahatan—
Apa itu kebahatan?—Bukan, dia tidak
bilang kebahatan, dia bilang kegahatan—Tapi
apa itu?"
"Begini," kata Digory kepada Polly. "Aku
harus mengejarnya—Aslan, maksudku, sang
singa. Aku harus bicara padanya."
"Menurutmu kita bisa melakukan itu?" tanya
Polly. "Aku tidak akan berani."
"Aku harus melakukannya," kata Digory.
"Ini berhubungan dengan ibuku. Kalau ada
seseorang yang bisa memberiku sesuatu yang
bisa menyembuhkan ibuku, dialah orangnya."
"Aku akan menemanimu," kata si kusir kereta.
"Aku menyukai tampangnya. Lagi pula
kurasa hewan-hewan lain ini tidak akan mau
pergi demi kita. Aku juga mau berbicara dengan
Strawberry."
Jadi ketiga orang itu melangkah penuh keberanian—
setidaknya dengan sebanyak mungkin
keberanian yang bisa mereka kumpulkan—menuju
rapat para makhluk Narnia. Para makhluk
itu sibuk bercakap dan berkenalan sehingga
179
tidak memerhatikan kehadiran tiga manusia
sampai mereka berada sangat dekat. Para
makhluk itu juga tidak mendengar Paman
Andrew, yang berdiri gemetaran dengan sepatu
berkancingnya cukup jauh dari sana, berteriak
(tentu saja dengan suaranya yang sekeras mungkin):
"Digory! Kembali! Cepat patuhi perintahku
dan kembali ke sini! Aku melarangmu melangkah
lebih jauh lagi."
Ketika akhirnya mereka tepat berada di
antara hewan-hewan itu, para hewan berhenti
bicara dan menatap mereka.
"Wah?" kata Berang-berang jantan akhirnya.
"Demi nama Aslan, makhluk apa ini?"
"Aku mohon," kata Digory memulai dengan
suara yang agak tertahan, ketika Kelinci berkata,
"Menurutku, mereka sejenis selada besar."
"Bukan, kami bukan selada, sungguh," kata
Polly cepat-cepat. "Kami sama sekali tidak
enak dimakan."
"Wow!" kata Tikus Tanah. "Mereka bisa
bicara. Siapa yang pernah dengar selada yang
bisa bicara?"
"Mungkin mereka lelucon kedua," usul
Jackdaw.
Macan Kumbang, yang sedang mencuci
180
muka, berhenti sesaat untuk berkata, "Yah,
kalaupun itu memang benar, mereka tidaklah
selucu lelucon yang pertama. Setidaknya, aku
tidak melihat ada yang lucu pada diri mereka."
Macan Kumbang itu menguap dan meneruskan
cuci mukanya.
"Oh, aku mohon," kata Digory. "Aku sedang
terburu-buru. Aku ingin bertemu sang
singa."
Sepanjang waktu Digory berkata-kata, si kusir
kereta berusaha menangkap pandangan
Strawberry. Sekarang dia berhasil. "Nah, Strawberry,
teman lama," dia berkata. "Kau kenal
aku, kan? Kau tidak akan berdiri di sana dan
berkata kau tidak mengenaliku, kan?"
"Apa yang makhluk itu bicarakan, Kuda?"
kata beberapa suara.
"Yah," kata Strawberry sangat perlahan.
"Aku juga tidak terlalu mengerti. Karena menurutku
sebagian besar dari kita belum tahu
banyak. Tapi aku punya semacam bayangan
aku pernah melihat makhluk seperti ini sebelumnya.
Aku punya perasaan aku pernah
tinggal di tempat lain—atau sebagai sesuatu
yang lain—sebelum Aslan membangunkan kita
semua beberapa menit lalu. Semuanya sangat
membingungkan. Seperti mimpi. Tapi ada be-
181
berapa makhluk lain seperti tiga makhluk ini
dalam mimpi itu."
"Apa?" apa si kusir kereta. "Kau tidak
mengenaliku? Aku yang biasa membawakan
pakan hangat di sore hari ketika kau kelelahan?
Aku yang selalu menggosokmu dengan layak?
Aku yang tidak pernah lupa menyelimutimu
kala kau berdiri di tengah cuaca dingin? Aku
tidak menyangka kau bisa begitu tega, Strawberry."
"Ingatanku akhirnya mulai kembali," kata
Kuda mengingat-ingat. "Ya. Tunggu sebentar,
biarkan aku mengingatnya. Ya, kau selalu
mengikat benda hitam mengerikan di belakangku
lalu memukulku supaya aku berlari, dan
betapapun jauhnya aku berlari, benda hitam
itu akan selalu mengikuti di belakangku dengan
suara berisik."
"Kita kan harus bekerja agar bisa terus
hidup," kata si kusir. "Pekerjaanku sama beratnya
dengan pekerjaanmu. Dan kalau tidak ada
kerja dan cambukan, tidak akan ada istal,
jerami, pakan, dan gandum. Karena kau selalu
mendapat jatah gandum setiap kali aku mampu
membelinya, kau harus mengakui itu."
"Gandum?" tanya Kuda, telinganya berdiri.
"Ya, aku ingat sedikit tentang itu. Ya, aku
182
ingat lebih banyak sekarang. Kau selalu duduk
di suatu tempat tinggi di belakang, dan akulah
yang selalu berlari di depan, menarikmu dan
benda hitam itu. Aku tahu aku yang melakukan
semua pekerjaan."
"Di musim panas, memang berat pekerjaanmu,"
kata si kusir. "Bekerja dalam udara panas
untukmu dan tempat duduk sejuk untukku.
Tapi bagaimana dengan musim dingin, teman
lama, ketika kau menjaga tubuhmu tetap hangat
dan aku duduk di kursi kusir dengan
kakiku terasa seperti es, hidungku terus-menerus
seperti dicubit angin dingin, dan tanganku mati
rasa sehingga aku nyaris tidak bisa memegang
tali kendali?"
"Negeri itu keras dan kejam," kata Strawberry.
"Tidak ada rumput. Semua batu keras."
"Benar sekali, sobat, benar sekali!" kata si
kusir. "Dunia itu memang dunia yang keras.
Aku selalu berkata batu-batu jalanan itu tidak
adil bagi para kuda. London memang begitu.
Seperti dirimu, aku juga tidak terlalu menyukainya.
Kau kuda desa, dan aku orang desa.
Dulu aku biasa bernyanyi dalam kor, ya
sungguh, waktu di kampung halaman. Tapi
tidak ada penghasilan bagiku di sana."
"Oh, ayolah, aku mohon," kata Digory.
183
"Bisakah kita lanjutkan perjalanan? Sang singa
semakin menjauh saja. Dan aku amat sangat
ingin bicara dengannya."
"Begini, Strawberry," kata si kusir. "Ada
sesuatu yang ingin dibicarakan tuan muda ini
dengan sang singa, dia yang kaupanggil Aslan
itu. Mungkinkah kau membiarkannya mengendaraimu
(yang kurasa akan dilakukannya dengan
lembut) dan bawa dia ke sana, ke tempat
sang singa berada? Aku dan gadis kecil ini
akan mengikuti di belakang."
"Mengendaraiku?" tanya Strawberry. "Oh,
aku ingat sekarang. Itu berarti membiarkannya
duduk di punggungku. Aku ingat dulu sekali
ada makhluk kecil seperti kalian yang berkaki
dua yang biasa melakukan itu. Dia biasa punya
bongkahan kecil, keras, dan berwarna putih
yang akan diberikannya padaku. Rasanya—oh,
lezat sekali, lebih manis daripada rumput."
"Ah, benda itu pasti gula," kata si kusir.
"Aku mohon, Strawberry," Digory memohon,
"kumohon, biarkan aku naik dan bawalah
aku ke Aslan."
"Yah, aku sih tidak keberatan," kata Kuda.
"Bisa dibilang tidak sama sekali. Ayo naik."
"Strawberry kau memang teman lama," kata
si kusir. "Ayo, Nak, aku akan membantumu."
184
Tak lama kemudian Digory telah berada di
punggung Strawberry dan merasa cukup nyaman,
karena dia sudah pernah mengendarai
kuda tanpa pelana sebelumnya dengan kuda
poninya.
"Sekarang, bisakah kita cepat-cepat, Strawberry?"
tanyanya.
"Apakah ada kemungkinan kau kebetulan
membawa benda putih yang lezat itu?" tanya
Kuda.
"Tidak. Sayangnya tidak," jawab Digory.
"Yah, mau bagaimana lagi?" kata Strawberry
dan berangkatlah mereka.
Pada saat itu, bulldog besar yang sejak tadi
mengendus dan menatap sangat tajam, berkata:
"Lihat! Ternyata ada satu lagi makhluk aneh
ini—di sana, di samping sungai, di bawah
pepohonan."
Kemudian semua hewan menoleh dan melihat
Paman Andrew, berdiri bergeming di antara
sesemakan rhododendron dan berharap kehadirannya
tidak akan diketahui.
"Ayo!" kata beberapa suara. "Ayo kita ke
sana dan melihatnya." Jadi, sementara Strawberry
berlari cepat bersama Digory ke arah
lain (Polly dan si kusir kereta mengikuti mereka
dengan berjalan kaki) sebagian besar makhluk
185
bergegas menghampiri Paman Andrew dengan
auman, gonggongan, geraman, dan berbagai
suara ceria penuh minat.
Kita harus mundur sedikit dan menjelaskan
bagaimana seluruh kejadian ini tampak dari
sudut pandang Paman Andrew. Paman Andrew
sama sekali mengalami kesan yang berbeda
dengan kesan yang dirasakan si kusir kereta,
Digory, juga Polly. Karena apa yang kaulihat
dan dengar amat sangat bergantung pada di
mana posisimu, juga tergantung pada orang
yang bagaimanakah dirimu.
Sejak hewan-hewan itu pertama kali muncul,
Paman Andrew kian mengerut dan masuk ke
sesemakan. Dia mengawasi mereka lekat-lekat
tentu saja, tapi dia tidak terlalu tertarik melihat
apa yang sedang mereka lakukan, lebih untuk
melihat apakah mereka akan menyerangnya.
Seperti sang penyihir, Paman Andrew luar biasa
praktis. Dia bahkan tidak menyadari Aslan
memilih satu pasang dari setiap jenis hewan.
Yang dia lihat hanyalah, atau setidaknya yang
dia pikir dia lihat, ada banyak hewan liar
berbahaya yang berkeliaran. Dan dia terus
bertanya-tanya kenapa hewan-hewan yang lain
tidak melarikan diri dari singa besar itu.
Ketika momen besar tiba dan para makhluk
186
berbicara, dia kehilangan keseluruhan inti penting,
karena alasan yang agak menarik. Ketika
sang singa pertama kali mulai bernyanyi, dulu
sekali ketika negeri ini masih sangat gelap, dia
telah menyadari suara itu sebuah lagu. Dan
dia amat tidak menyukai lagu itu. Lagu itu
membuatnya memikirkan dan merasakan halhal
yang tidak ingin dia pikir dan rasakan.
Kemudian ketika matahari terbit dan dia melihat
sang singalah penyanyinya ("hanya singa,"
seperti katanya pada dirinya sendiri), dia berusaha
keras percaya suara itu bukan nyanyian
dan memang tidak pernah jadi nyanyian—
hanya auman seperti yang akan dikeluarkan
singa mana pun di kebun bintang dunia kita.
Tentu saja tidak mungkin itu nyanyian, pikirnya,
aku pasti hanya mengkhayalkannya. Aku
membiarkan saraf-sarafku tidak terkendali.
Siapa yang pernah mendengar singa menyanyi?
Dan semakin panjang juga indah sang singa
bernyanyi, semakin keras Paman Andrew berusaha
membuat dirinya percaya dia tidak bisa
mendengar apa pun kecuali auman. Sekarang
masalah dalam berusaha membuat dirimu lebih
bodoh daripada keadaanmu sebenarnya adalah
sering kali kau akan berhasil. Paman Andrew
pun begitu. Tidak lama kemudian dia tidak
187
mendengar apa pun kecuali auman dalam lagu
Aslan. Selanjutnya dia juga tidak bisa mendengar
suara lain walaupun dia menginginkannya.
Dan ketika akhirnya sang singa berbicara
dan berkata, "Narnia, bangkitlah," dia tidak
mendengar kata-kata apa pun: dia hanya mendengar
geraman. Dan ketika para hewan yang
lain berbicara untuk menjawab, dia hanya mendengar
gonggongan, geraman, lenguhan, dan
lolongan. Dan ketika mereka tertawa—yah,
bisa kaubayangkan. Itu momen terburuk bagi
Paman Andrew dibandingkan semua kejadian
yang sudah lewat. Begitu banyak hewan buas
yang lapar dan marah mengeluarkan suara
haus darah yang paling mengerikan yang pernah
dia dengar sepanjang hidupnya. Kemudian
perasaan marah dan ketakutannya makin terguncang
ketika dia melihat tiga manusia lain
berjalan menuju dataran terbuka untuk menemui
hewan-hewan itu.
"Dasar orang-orang bodoh!" katanya pada
dirinya sendiri. "Sekarang hewan-hewan buas
itu akan memakan cincin-cincin ketika mereka
menyantap kedua anak itu, dan aku tidak
akan pernah bisa pulang lagi. Digory benarbenar
anak yang egois! Dan dua orang yang
lain juga sama buruknya. Kalau mereka mau
188
membuang nyawa, itu urusan mereka. Tapi
bagaimana denganku? Mereka sepertinya tidak
memikirkan itu. Tidak ada yang memikirkanku."
Akhirnya, ketika kerumunan hewan datang
menghampirinya, dia berbalik dan berlari menyelamatkan
diri. Dan kini semua orang bisa
melihat bahwa udara di dunia muda itu memang
sungguh-sungguh berakibat baik bagi si
pria tua. Di London dia telah menjadi terlalu
renta untuk berlari. Kini, dia berlari dengan
kecepatan yang sudah pasti akan membuatnya
memenangi perlombaan lari seratus meter di
semua sekolah di Inggris. Jas berbuntutnya
yang berkibar di belakang menjadi pemandangan
bagus. Tapi tentu saja tidak ada gunanya
berlari. Banyak hewan di belakangnya
yang merupakan pelari hebat. Ini lari pertama
dalam hidup mereka dan semua tak sabar
menggunakan otot-otot mereka. "Kejar dia!
Kejar dia!" mereka berteriak. "Mungkin dialah
kebahatan itu! Ayo cepat! Kejar! Halangi dia!
Kepung dia! Jangan sampai ketinggalan! Hore!"
Dalam beberapa menit beberapa hewan itu
sudah mendahului Paman Andrew. Mereka
membentuk barisan dan menghalangi jalannya.
Yang lain mendesaknya dari belakang. Ke arah
189
mana pun dia melihat teror. Rusa gunung
dengan tanduk-tanduk besar dan wajah besar
gajah membentenginya. Beruang-beruang dan
babi hutan-babi hutan yang gemuk dan serius
menggeram di belakangnya.
Macan tutul dan macan kumbang yang berpenampilan
dingin dan berwajah menyindir (seperti
dalam bayangannya) menatapnya dan
mengayunkan ekor-ekor mereka. Yang paling
menggetarkan baginya adalah banyaknya jumlah
mulut yang terbuka. Para hewan sebenarnya
membuka mulut karena terengah-engah, tapi
Paman Andrew berpikir mereka membuka mulut
untuk memakannya.
190
Paman Andrew berdiri gemetaran sambil melemparkan
pandangan ke sekelilingnya. Dia tidak
pernah membunuh hewan ketika berada
dalam keadaan menguntungkan, karena biasanya
dia agak takut pada mereka, dan tentu
saja bertahun-tahun melakukan percobaan kejam
dengan hewan membuatnya semakin membenci
dan takut pada mereka.
"Nah, Sir," kata Bulldog sangat serius, "kau
ini hewan, sayuran, atau mineral?" Itulah yang
sebenarnya dikatakan hewan itu, tapi yang
bisa didengar Paman Andrew hanyalah, "Gr-rrarrh-
ow!"
191
KAU mungkin berpikir hewan-hewan sangatlah
bodoh karena tidak melihat Paman
Andrew merupakan makhluk yang sejenis
dengan kedua anak itu dan si kusir kereta.
Tapi kau harus ingat para hewan belumlah
tahu tentang pakaian. Mereka berpikir rok
Polly, setelan Norfolk Digory, dan topi bulat si
kusir kereta adalah bagian tubuh seperti bulu
di tubuh mereka. Mereka bahkan tidak akan
tahu ketiga manusia itu berjenis sama kalau
Digory, Polly, dan si kusir belum bicara pada
mereka dan Strawberry tidak berpikir begitu.
Lagi pula Paman Andrew jauh lebih tinggi
daripada kedua anak itu dan lebih kurus daripada
si kusir kereta. Dia mengenakan pakaian
serbahitam kecuali rompi putihnya (yang tidak
terlalu putih lagi sekarang). Rambut tebal ber-
192
Digory dan Pamannya
Sama-sama dalam Kesulitan
BAB 11
eBook oleh Nurul Huda Kariem MR.
MR. Collection's
ubannya (kini tampak kian berantakan) tidak
kelihatan seperti apa pun yang terdapat pada
ketiga manusia lain. Jadi wajar saja kalau
para hewan kebingungan. Yang paling buruk,
Paman Andrew tampaknya tidak bisa bicara.
Dia berusaha melakukannya. Ketika Bulldog
berbicara padanya (atau, seperti yang disangkanya,
pertama menggeram kemudian menggonggong
kepadanya) dia mengulurkan tangannya
yang gemetar dan tergagap, "Anjing baik,
anjing manis." Tapi para hewan tidak bisa
mengerti ucapannya seperti dia tidak bisa mengerti
ucapan mereka. Mereka tidak mendengar
kata-kata apa pun, hanya suara berdesis yang
aneh. Mungkin lebih baik kalau mereka tidak
mengerti apa-apa, karena tidak ada anjing yang
kuketahui, apalagi Anjing yang Bisa Berbicara
Narnia, senang dipanggil "Anjing Baik" seperti
kau suka bila dipanggil "Pria Kecil".
Kemudian Paman Andrew terjatuh dan pingsan.
"Nah!" kata Babi Hutan. "Ternyata hanya
pohon. Sudah kuduga." (Ingat, mereka belum
pernah melihat orang pingsan atau bahkan
sesuatu terjatuh.)
Bulldog, yang mengendusi seluruh tubuh
Paman Andrew, mendongak dan berkata, "Dia
193
hewan. Tentu saja hewan. Dan mungkin jenis
yang sama dengan makhluk-makhluk yang
tadi."
"Aku tidak melihat kemiripannya," kata salah
satu beruang. "Hewan tidak akan sekadar
berbaring seperti itu. Kita kan hewan dan kita
tidak berbaring begitu. Kita berdiri. Seperti
ini." Dia berdiri dengan kaki belakangnya,
mundur selangkah, tersandung cabang rendah
dan terjatuh telentang.
"Lelucon ketiga, lelucon ketiga, lelucon ketiga!"
kata Jackdaw penuh semangat.
"Aku masih berpikir dia sejenis pohon,"
kata Babi Hutan.
194
"Kalau dia memang pohon," kata beruang
yang lain, "mungkin ada sarang lebah di
dalamnya."
"Aku yakin dia bukan pohon," kata Luak.
"Kurasa dia berusaha bicara sebelum dia tergeletak."
"Itu hanya suara angin di antara cabangcabangnya,"
kata Babi Hutan.
"Kau tidak bermaksud," kata Jackdaw kepada
Luak, "bahwa kau berpikir dia hewan
yang bisa bicara, kan? Dia bahkan tidak mengatakan
sepatah kata pun."
"Namun, kalian tahu," kata Gajah (gajah
betina tentu saja, karena suaminya, bila kau
ingat, telah dipanggil untuk rapat dengan
Aslan), "namun, kalian tahu, dia mungkin saja
memang sejenis hewan. Bukankah gumpalan
putih di bagian ujung sini semacam wajah?
Dan bisakah lubang-lubang itu mata dan mulut?
Tidak ada hidung, tentu saja. Tapi yah—
ehem—kita tidak boleh berpikiran sempit. Tidak
banyak di antara kita punya sesuatu yang bisa
benar-benar disebut sebagai Hidung." Dia melirik
belalai panjangnya dengan rasa bangga
yang pantas dimaklumi.
"Aku sangat keberatan dengan pernyataan
itu," kata Bulldog.
195
"Gajah benar juga," kata Tapir.
"Ah, aku tahu!" kata Keledai ceria. "Mungkin
dia hewan yang tidak bisa bicara tapi
mengira dia bisa."
"Bisakah dia dibuat berdiri?" tanya Gajah
berpikir keras. Dia meraih lembut sosok lunglai
Paman Andrew dengan belalainya dan mendirikannya
dengan salah satu sisi di atas. Sayangnya
terbalik sehingga dua setengah sovereign,
tiga setengah crown, dan enam pence terjatuh
dari sakunya. Tapi tidak ada gunanya. Paman
Andrew terjatuh lagi.
"Nah kan!" kata beberapa suara. "Dia sama
sekali bukan hewan. Dia bahkan tidak hidup."
"Aku yakin dia memang hewan," kata Bulldog.
"Cium saja dia sendiri."
"Penciuman bukan segalanya," kata Gajah.
"Lho," kata Bulldog, "kalau kita tidak bisa
memercayai hidung kita, apa lagi yang bisa
dipercayai?"
"Yah, otak mungkin," Gajah menjawab ringan.
"Aku sangat keberatan dengan pernyataan
itu," kata Bulldog.
"Yah, kita harus melakukan sesuatu tentang
dia," kata Gajah. "Karena mungkin saja dia
Kebahatan, dan dia harus ditunjukkan ke
196
Aslan. Bagaimana pendapat sebagian besar kalian?
Apakah dia hewan atau sejenis pohon?"
"Pohon! Pohon!" kata lusinan suara.
"Baiklah," kata Gajah. "Kalau begitu, jika
dia memang pohon berarti dia akan mau ditanam.
Kita harus menggali lubang."
Dua tikus tanah membereskan masalah itu
dengan cukup cepat. Ada sedikit perdebatan
tentang ujung Paman Andrew yang mana yang
harus dimasukkan ke tanah, dan dia nyaris
sekali ditanam dengan kepala di bawah. Beberapa
hewan berkata kaki-kakinya pasti cabang
dan karena itu benda abu-abu dan berbulu
lebat (maksudnya kepalanya) pasti akar.
Tapi kemudian hewan-hewan lain berkata bahwa
bagian ujung yang bercabang dua lebih
kotor berlumpur dan lebih menjulur panjang,
seperti selayaknya akar. Jadi akhirnya dia ditanam
dengan kepala di atas. Ketika mereka
menutup lubang dengan tanah, badan Paman
Andrew terkubur hingga di atas lututnya.
"Dia kelihatan layu sekali," kata Keledai.
"Tentu saja dia butuh disiram," kata Gajah.
"Kurasa aku bisa bilang (tanpa bermaksud
menyinggung siapa pun yang hadir) bahwa
mungkin, untuk pekerjaan semacam ini, jenis
hidungku—"
197
"Aku sangat keberatan dengan pernyataan
itu," kata Bulldog. Tapi Gajah tetap berjalan
perlahan ke sungai, mengisi belalainya dengan
air, dan kembali untuk mengurus Paman
Andrew. Hewan cerdas itu terus melakukan ini
sampai bergalon-galon air telah disemprotkan
ke Paman Andrew, dan air mengalir dari bagian
buntut jas panjangnya seolah dia mandi dengan
pakaian lengkap. Akhirnya semprotan air itu
menyadarkannya. Dia terbangun dari pingsannya,
membuka mata dan melihat. Benar-benar
pemandangan yang luar biasa!
198
Tapi kita harus meninggalkan dia untuk merenungkan
segala perbuatan jahatnya (kalau
dia memang mungkin melakukan sesuatu yang
begitu masuk akal seperti itu) dan beralih ke
hal-hal yang lebih penting.
Strawberry berlari bersama Digory di punggungnya
sampai suara hewan-hewan lain tidak
terdengar lagi, dan kini grup kecil Aslan dan
para anggota dewan yang dipilihnya sudah
cukup dekat. Digory tahu dia tidak bisa begitu
saja mengganggu pertemuan resmi tersebut, tapi
tidak perlu melakukan itu. Hanya dengan satu
kata dari Aslan, gajah jantan, gagak-gagak,
dan para makhluk sisanya menyingkir ke samping.
Digory turun dari kuda dan mendapati
dirinya bertatapan muka dengan Aslan. Dan
Aslan lebih besar, indah, bersinar keemasan,
dan mengerikan daripada perkiraannya. Dia
tidak berani menatap langsung matanya yang
menakjubkan.
"Saya mohon—Pak Singa—Aslan—Sir," kata
Digory, "bisakah Anda—bolehkan saya—saya
mohon, maukah Anda memberi saya buah
ajaib di negeri ini yang bisa menyembuhkan
ibu saya?"
Digory benar-benar berharap sang singa akan
menjawab "Ya". Dia sangat takut sang singa
199
akan menjawab "Tidak". Tapi dia terkejut
sekali ketika Aslan tidak melakukan keduanya.
"Inilah anak laki-laki itu," kata Aslan, menatap
tidak pada Digory, tapi pada anggota
dewannya. "Inilah anak laki-laki yang melakukannya."
Astaga, pikir Digory, apa yang telah kulakukan?
"Putra Adam," kata sang singa. "Ada penyihir
jahat di negeri baruku Narnia. Ceritakan
kepada para makhluk agung ini bagaimana
dia bisa sampai di sini."
Lusinan hal berbeda yang bisa dia katakan
berkelebat di benak Digory, tapi dia punya
akal sehat untuk tidak mengatakan apa pun
kecuali kejadian yang sebenar-benarnya.
"Aku yang membawanya, Aslan," dia menjawab
dengan suara pelan.
"Untuk tujuan apa?"
"Aku ingin mengeluarkannya dari duniaku
sendiri dan mengembalikannya. Aku kira aku
sedang membawanya ke negerinya sendiri."
"Bagaimana dia bisa tiba di duniamu, Putra
Adam?"
"Dengan—dengan Sihir."
Sang singa tidak mengatakan apa-apa dan
Digory tahu ceritanya sudah cukup.
200
"Sihir pamanku, Aslan," katanya. "Dia mengirim
kami keluar dari dunia kami dengan
cincin-cincin ajaib, setidaknya aku terpaksa pergi
karena dia sudah mengirim Polly tanpa
persetujuannya, kemudian kami bertemu sang
penyihir di tempat bernama Charn dan dia
memegangi kami ketika—"
"Kau bertemu penyihir itu?" tanya Aslan
dengan suara rendah yang nyaris mengandung
geraman.
"Dia terbangun," kata Digory menyesal. Kemudian
wajahnya memucat, "Maksudku, aku
membangunkannya. Karena aku ingin tahu apa
yang akan terjadi kalau aku memukul bel.
Polly tidak mau melakukannya. Bukan salahnya.
Aku—aku bertengkar dengannya. Aku tahu seharusnya
aku tidak melakukan itu. Kurasa aku
agak terkena mantra tulisan di bawah bel itu."
"Benarkah?" tanya Aslan, masih dengan nada
sangat rendah dan dalam.
"Tidak," kata Digory. "Sekarang aku tahu
aku tidak terkena mantra. Aku hanya berpurapura."
Ada jeda lama. Dan sepanjang waktu itu
Digory berpikir, "Aku sudah mengacaukan segalanya.
Sekarang tidak ada kesempatan membawakan
apa pun untuk Ibu."
201
Ketika sang singa berbicara lagi, kata-katanya
bukanlah untuk Digory.
"Kalian lihat, teman-teman," katanya, "bahkan
sebelum dunia baru dan bersih yang kuberikan
kepada kalian berusia tujuh jam, kekuatan
kejahatan telah memasukinya, dibangunkan
dan dibawa ke sini oleh Putra Adam ini."
Para hewan, bahkan Strawberry, memutar mata
mereka ke Digory sampai anak itu berharap
tanah akan menelannya. "Tapi janganlah kalian
menjadi muram," kata Aslan, masih berbicara
pada para makhluk Narnia. "Kejahatan akan
sampai pada kejahatan, tapi perjalanannya masih
sangat jauh, dan aku akan memastikan
yang terburuk hanya akan menimpa diriku
sendiri. Sementara itu, marilah kita menyusun
peraturan sehingga untuk ratusan tahun tanah
ini tetap akan menjadi tanah bahagia di dunia
yang bahagia. Dan karena ras Adam telah
melakukan kerusakan, ras Adam-lah yang akan
membantu memperbaikinya. Mendekatlah, kalian
berdua."
Kata-kata terakhir ditujukan kepada Polly
dan si kusir kereta yang kini telah tiba. Mata
dan mulut Polly terbuka lebar, dia menatap
lekat Aslan sambil menggenggam erat tangan
si kusir. Si kusir melihat sekilas ke sang singa,
202
membuka topi bulatnya, belum ada yang pernah
melihatnya tanpa topi itu. Ketika topi
telah dilepas, dia tampak lebih muda dan
ramah, juga lebih seperti orang desa dan kurang
seperti kusir kereta sewaan London.
"Nak," kata Aslan kepada si kusir. "Aku
telah mengenalmu lama. Apakah kau mengenaliku?"
"Yah, tidak, Sir," kata si kusir. "Setidaknya,
tidak dengan cara yang biasa. Namun entah
bagaimana saya merasa, kalau saya boleh bebas
bicara, sepertinya kita sudah pernah bertemu."
"Memang benar," kata sang singa. "Kau
tahu lebih banyak daripada yang kaukira, dan
kau akan hidup untuk mengenalku lebih dekat
lagi. Apakah tanah ini memuaskanmu?"
"Jamuan yang menyenangkan, Sir," jawaban
si kusir.
"Apakah kau ingin tinggal di sini selamanya?"
"Yah, begini, Sir, saya sudah menikah," kata
si kusir. "Saya pikir, kalau istri saya juga
berada di sini, kami akan sama-sama tidak
mau kembali ke London. Karena kami sebenarnya
orang-orang desa."
Aslan mendongakkan kepala bersurai lebatnya,
membuka mulut, dan menyuarakan sebuah
nada panjang, tidak terlalu keras, tapi penuh
203
kekuatan. Ketika mendengarnya, jantung Polly
melompat dalam dadanya. Dia yakin suara itu
panggilan, dan siapa pun yang mendengarnya
akan mau mematuhi dan (terlebih lagi) akan
menjadi mampu mematuhi, sebanyak apa pun
dunia dan masa yang berada di antaranya.
Jadi walaupun Polly dipenuhi rasa takjub, dia
tidak benar-benar kaget atau terkejut ketika
tiba-tiba wanita muda berwajah ramah dan
jujur keluar entah dari mana dan berdiri di
sampingnya. Polly langsung tahu dia istri si
kusir, dijemput dari dunia kita tidak dengan
cincin ajaib yang merepotkan, tapi dengan
begitu cepat, sederhana, dan manis seperti burung
yang terbang ke sarangnya. "Wanita muda
itu sepertinya sedang mencuci karena dia mengenakan
celemek, lengan bajunya digulung
hingga ke siku, dan ada busa sabun di kedua
tangannya. Kalau dia punya waktu untuk mengenakan
pakaian terbaiknya (topi terbaiknya
dihiasi buah ceri imitasi) dia akan tampak
buruk. Begini saja seadanya, dia tampak manis.
Tentu saja dia mengira dia sedang bermimpi.
Itulah sebabnya dia tidak langsung berlari menuju
suaminya dan bertanya apa sebenarnya
yang telah terjadi pada diri mereka. Tapi ketika
melihat sang singa, dia tidak merasa cukup
204
yakin ini mimpi, tapi entah bagaimana dia
tidak tampak ketakutan. Kemudian dia membungkuk
kecil memberi hormat, dengan cara
yang masih diketahui beberapa gadis desa pada
masa-masa itu. Setelah itu, dia menghampiri
suaminya dan melingkarkan tangan ke tangan
si kusir, lalu berdiri di sana melihat ke sekelilingnya
dengan agak malu-malu.
"Anak-anakku," kata Aslan, memaku matanya
pada kedua manusia itu, "kalian akan
menjadi raja dan ratu pertama Narnia."
Mulut si kusir ternganga karena terkejut,
wajah istrinya berubah menjadi sangat merah.
"Kalian akan memerintah dan memberi nama
pada makhluk-makhluk ini, menjaga keadilan
205
di antara mereka, juga melindungi mereka dari
musuh-musuh mereka ketika para musuh bangkit.
Para musuh itu memang akan bangkit,
karena ada penyihir jahat di dunia ini."
Dengan kesulitan, si kusir menelan ludah
dua-tiga kali dan berdeham.
"Maaf, Sir," katanya, "bukannya saya tidak
berterima kasih sekali kepada Anda (istri saya
pun akan melakukan hal yang sama), tapi
saya bukanlah orang yang cocok untuk pekerjaan
seperti itu. Begini, saya tidak pernah
dapat banyak pendidikan."
"Yah," kata Aslan, "bisakah kau menggunakan
cangkul, bajak, dan memanen makanan
dari bumi?"
"Ya, Sir, saya bisa melakukan pekerjaan semacam
itu, karena dibesarkan untuk melakukannya."
"Bisakah kau memerintah makhluk-makhluk
ini dengan lembut dan adil, mengingat bahwa
mereka bukanlah budak seperti hewan-hewan
bodoh di dunia tempat kau dilahirkan, tapi
hewan-hewan yang bisa berbicara dan rakyat
bebas?"
"Saya mengerti itu, Sir," jawab si kusir.
"Saya akan berusaha memperlakukan mereka
tanpa membeda-bedakan."
206
"Dan apakah kau akan membesarkan anakanak
juga cucu-cucumu untuk melakukan hal
yang sama?"
"Saya pasti akan berusaha melakukan itu,
Sir. Saya akan berusaha sebaik-baiknya: bukankah
begitu, Nellie?"
"Dan kau tidak akan menjadikan salah satu
anakmu sebagai favorit dibanding anak-anakmu
yang lain atau dibanding makhluk-makhluk
lain, atau membiarkan yang satu membawahi
yang lain atau menggunakannya dengan tidak
benar?"
"Saya tidak akan pernah bisa membiarkan
hal seperti itu terjadi, Sir, dan itu kebenaran.
Saya akan menghukum mereka bila aku mengetahui
mereka melakukan itu," kata si kusir.
(Sepanjang percakapan ini suaranya menjadi
kian lambat dan kaya. Lebih seperti suara
orang desa yang pasti dimilikinya saat dia
masih kanak-kanak dan tidak seperti aksen
kelas rendahan yang tajam dan cepat.)
"Dan jika para musuh datang menantang
tanah ini (karena mereka akan datang) lalu
ada perang, apakah kau akan jadi yang pertama
maju bertempur dan terakhir mengundurkan
diri?"
"Yah, Sir," kata si kusir sangat lambat,
207
"seseorang tidak akan tahu pasti apa yang
terjadi sebelum dia mencobanya. Yang bisa
saya katakan adalah saya mungkin akan jadi
pria lembek di saat seperti itu. Saya tidak
pernah berkelahi kecuali dengan tinju saya.
Tapi saya akan berusaha—setidaknya, saya harap
saya akan berusaha—memenuhi bagian
saya."
"Kalau begitu," kata Aslan, "kau akan melakukan
segala tindakan yang harus dilakukan
seorang raja. Proses penobatanmu akan segera
dilakukan. Kau, anak-anakmu, dan cucu-cucumu
akan diberkahi, dan beberapa akan menjadi
raja-raja Narnia, yang lain akan menjadi rajaraja
Archenland yang terletak di pegunungan
selatan sana. Dan kau, putri kecil (di sini dia
menoleh ke arah Polly) dipersilakan tinggal.
Apakah kau sudah memaafkan anak laki-laki
itu karena telah menyakitimu di Aula Sosok di
istana terlantar Charn yang terkutuk?"
"Ya, Aslan, kami sudah berbaikan," jawab
Polly.
"Bagus kalau begitu," kata Aslan. "Dan
sekarang untuk si anak laki-laki itu sendiri."
208
DIGORY menutup mulutnya rapat-rapat.
Perasaannya kian tidak nyaman. Dia berharap,
apa pun yang terjadi, dia tidak akan
ceroboh atau melakukan apa pun yang konyol.
"Putra Adam," kata Aslan. "Apakah kau
siap memperbaiki kesalahan yang telah kaulakukan
pada negeri terindahku Narnia tepat di
hari kelahirannya?"
"Yah, aku tidak tahu apa yang bisa kulakukan,"
kata Digory. "Jadi begini, sang ratu
melarikan diri dan—"
"Aku tanya, apakah kau siap?" tanya sang
singa.
"Ya," jawab Digory. Dia sempat punya ide
gila untuk menjawab, "Aku akan berusaha
membantumu kalau kau berjanji mau menolong
ibuku," tapi dia sadar tepat pada waktunya
209
Petualangan Strawberry
BAB 12
eBook oleh Nurul Huda Kariem MR.
MR. Collection's
bahwa sang singa bukanlah sejenis makhluk
yang bisa kauajak tawar-menawar. Tapi ketika
dia berkata "Ya", pikirannya melayang kepada
ibunya dan dia mengingat kembali harapanharapan
besar yang tadinya dia miliki, dan
betapa semuanya akan terbang pergi. Tenggorokannya
pun terasa tersumbat dan air mata
mengalir deras saat dia merepet:
"Tapi aku mohon, aku mohon—maukah
kau—bisakah kau memberiku sesuatu yang bisa
menyembuhkan ibuku?" Hingga saat itu dia
terus menatap kaki besar sang singa dan cakarcakar
raksasa yang ada di sana, tapi kini
dalam keputusasaan, dia mendongak untuk menatap
wajahnya. Yang dia lihat membuatnya
sangat terkejut, lebih daripada apa pun di
dalam hidupnya. Karena ternyata wajah keemasan
itu kini menunduk di dekat wajahnya
sendiri dan (yang paling menakjubkan) air mata
besar yang berkilauan tampak di mata sang
singa. Air mata itu begitu besar dan bercahaya
dibanding air mata Digory sehingga sesaat anak
itu merasa seolah sang singa pasti lebih sedih
karena keadaan ibunya daripada dirinya sendiri.
"Anakku, anakku," kata Aslan. "Aku tahu.
Kesedihan memang begitu menguasai. Baru kau
dan aku yang tahu soal itu di tanah ini.
210
Marilah kita saling membantu. Tapi aku harus
memikirkan ratusan tahun hidup Narnia. Sang
penyihir yang kaubawa ke dunia ini akan
kembali ke Narnia lagi. Tapi itu bisa dicegah.
Aku berniat menanam sebuah pohon di Narnia
yang akan melindungi Narnia dari penyihir itu
selama bertahun-tahun. Supaya tanah ini akan
memiliki pagi cerah yang lama sebelum ada
awan datang menutupi mataharinya. Kau harus
mengambilkan bibit yang bakal menjadi pohon
itu untukku."
"Ya, Sir," kata Digory. Dia tidak tahu bagaimana
caranya tapi merasa sangat yakin kini
dia akan bisa melakukan itu. Sang singa menarik
napas dalam-dalam, menundukkan kepala
lebih rendah dan memberi anak itu kecupan
singa. Dalam sekejap Digory merasakan kekuatan
dan keberanian baru mengalir ke dalam
tubuhnya.
"Anakku tersayang," kata Aslan, "aku akan
memberitahumu apa yang harus dilakukan. Berputar
dan tataplah arah Barat, katakan kepadaku
apa yang kaulihat?"
"Aku melihat pegunungan yang teramat besar,
Aslan," kata Digory. "Aku melihat sungai
menuruni tebing-tebing, menjadi air terjun. Dan
di balik tebing itu ada bukit-bukit hijau tinggi
211
dengan hutan. Dan di balik semua itu daerahdaerah
lebih tinggi yang tampak hampir kelam.
Kemudian, jauh sekali, ada gunung-gunung bersalju
yang bertumpuk—seperti lukisan Pegunungan
Alpen. Dan di belakang semua itu
tidak ada apa-apa kecuali cakrawala."
"Kau melihat dengan baik," kata sang singa.
"Sekarang daratan Narnia berakhir di mana
air terjun jatuh, dan sekali kau mencapai ujung
tertinggi tebing kau akan keluar dari Narnia
dan masuk ke Daerah Barat yang Liar. Kau
harus menjelajahi pegunungan itu sampai raenemukan
lembah hijau dengan danau biru yang
dipagari pegunungan es. Di ujung danau ada
bukit hijau yang curam. Di bagian atas bukit
itu ada taman. Di tengah taman itu terdapat
pohon. Petik sebuah apel dari pohon itu dan
bawalah kepadaku."
"Ya, Sir," kata Digory lagi. Dia sama sekali
tidak punya bayangan bagaimana akan memanjat
tebing dan menemukan jalan melewati
seluruh pegunungan itu, tapi dia tidak ingin
mengatakan itu karena takut akan terdengar
seperti sedang membuat-buat alasan. Tapi dia
akhirnya berkata, "Aku berharap, Aslan, kau
tidak tergesa-gesa. Aku tidak akan mampu
pergi ke sana dan kembali dengan cepat."
212
"Anak Adam kecil, kau akan mendapat bantuan,"
kata Aslan. Dia kemudian berputar
menghadap Kuda yang sepanjang waktu ini
berdiri diam di samping mereka, mengayunayunkan
ekornya untuk mengusir lalat, dan
mendengarkan dengan kepala dimiringkan ke
salah satu sisi karena percakapan itu agak
sulit dimengerti.
"Anakku," kata Aslan kepada Kuda, "apakah
kau mau menjadi kuda bersayap?"
Seharusnya kau melihat bagaimana si kuda
mengibaskan surainya dan betapa lubang hidungnya
mengembang, juga entakan pelan yang
dilakukannya dengan salah satu kaki belakangnya.
Jelas sekali dia sangat ingin menjadi kuda
bersayap. Tapi dia hanya berkata:
"Kalau kauinginkan itu, Aslan—kalau kau
benar bersungguh-sungguh—aku tidak tahu
kenapa harus aku yang dipilih—aku bukanlah
kuda yang sangat pintar."
"Bersayaplah. Jadilah ayah untuk semua kuda
bersayap," aum Aslan dengan suara yang menggetarkan
tanah. "Namamu kini Fledge."
Kuda itu mendadak melonjak, seperti yang
dilakukannya di hari-hari dulu yang melelahkan
ketika dia menarik kereta. Kemudian dia raeringkik.
213
Dia meregangkan lehernya
seolah ada lalat menggigiti
bahunya dan dia
ingin menggaruknya. Kemudian,
seperti ketika para hewan
muncul dari tanah, keluar
dari bahu Fledge sayap-sayap
yang melebar dan
tumbuh, lebih besar
daripada sayap-sayap
elang, lebih besar
daripada sayap-sayap
angsa, lebih besar daripada
sayap-sayap malaikat
di jendela gereja. Sayap
Fledge berwarna cokelat kemerahan tembaga
dan berkilau. Dia mengibaskan kedua sayap
itu kuat-kuat dan melompat ke udara. Sekitar
enam meter di atas Aslan dan Digory dia
mendengus, meringkik, dan mengangkat kaki
214
depannya. Kemudian setelah mengelilingi mereka
sekali, dia mendarat di bumi dengan
keempat kakinya, tampak canggung dan terkejut,
tapi luar biasa bahagia.
"Apakah menyenangkan rasanya, Fledge?"
tanya Aslan.
"Luar biasa rasanya, Aslan," kata Fledge.
"Apakah kau bersedia membawa putra Adam
kecil ini di punggungmu menuju lembah gunung
yang kuceritakan tadi?"
"Apa? Sekarang? Saat ini juga?" tanya Strawberry—
atau Fledge, begitulah kita harus memanggilnya
sekarang—"Hore! Ayolah, makhluk
kecil, aku sudah pernah membawa makhluk
sepertimu di punggungku. Dulu, dulu sekali.
Ketika ada lapangan hijau dan gula."
"Apa yang sedang dibisikkan dua putri
Hawa?" tanya Aslan, berbalik mendadak sekali
ke arah Polly dan istri si kusir, yang sudah
mulai akrab.
"Kalau Anda tidak keberatan, Sir," jawab
Ratu Helen (karena itulah nama Nelle si istri
kusir sekarang), "saya rasa gadis kecil ini juga
ingin pergi, kalau itu tidak menyusahkan."
"Bagaimana pendapat Fledge tentang hal
ini?" tanya sang singa.
"Oh, aku tidak keberatan harus membawa
215
dua orang, apalagi keduanya kecil," jawab
Fledge. "Tapi kuharap Gajah tidak mau ikut
juga."
Gajah sama sekali tidak berminat, lalu raja
baru Narnia membantu kedua anak itu menaiki
Fledge. Lebih tepatnya, dia mengangkat tubuh
Digory dengan kasar tapi meletakkan Polly
dengan lembut dan anggun di punggung kuda,
seolah gadis cilik itu terbuat dari keramik dan
mudah pecah. "Nah, mereka sudah siap, Strawberry—
ah maksudku, Fledge. Ini benar-benar
tidak terduga."
"Jangan terbang terlalu tinggi," pesan Aslan.
"Jangan mencoba melewati puncak gununggunung
es. Awasi baik-baik lembah-lembah,
daerah-daerah hijau, terbanglah melewati tempat-
tempat itu. Akan selalu ada jalan tembus.
Dan sekarang, pergilah dengan restuku."
"Oh, Fledge!" kata Digory, mencondongkan
tubuh ke depan untuk menepuk lembut leher
mengilap kuda itu. "Ini menyenangkan. Berpeganglah
erat padaku, Polly."
Detik berikutnya daratan berada jauh di
bawah mereka dan tampak berputar-putar ketika
Fledge, seperti burung dara raksasa, berputar
sekali-dua kali sebelum memulai penerbangan
jauh ke arah baratnya. Saat mencoba
216
melihat ke bawah, Polly nyaris tidak bisa melihat
sang raja dan ratu, bahkan Aslan hanyalah
tampak seperti titik kuning cerah di hamparan
rumput hijau. Tak lama kemudian angin menerpa
wajah mereka dan sayap-sayap Fledge
mengepak dengan ritme teratur.
Seluruh Narnia, berbagai warna dari ladang,
bebatuan, bunga heather, dan beragam jenis
pohon terhampar di bawah mereka, sungai
meliuk melewatinya seperti pita perak. Belumbelum
mereka sudah bisa melihat bagian puncak
perbukitan rendah yang terletak di arah
utara di sebelah kanan mereka. Di balik perbukitan
itu tanah perawan yang luas berlekuklekuk
naik-turun hingga bertemu horison. Di
sebelah kiri mereka pegunungannya lebih tinggi,
tapi terkadang ada celah di antara hutan cemara
yang memberimu pemandangan sekilas
daratan selatan yang terhampar setelahnya. Daratan
yang tampak begitu biru dan nun jauh
di sana.
"Pasti Archenland ada di sana," kata Polly.
"Ya, tapi lihat di depan!" kata Digory.
Karena kini tebing-tebing besar penghalang
berdiri di depan dan mereka nyaris dibutakan
sinar matahari yang berdansa di permukaan
air terjun besar. Di sinilah sungai menggeram
217
dan mengalir deras turun menuju Narnia dari
asalnya di daratan-daratan barat yang tinggi.
Mereka kini sudah terbang sangat tinggi sehingga
gemuruh air terjun itu hanya bisa terdengar
sebagai suara pelan yang tipis, tapi
mereka belumlah cukup tinggi untuk bisa terbang
melewati bagian puncak tebing-tebing.
"Kita harus sedikit berzig-zag di sini," kata
Fledge. "Berpeganglah erat-erat."
Dia mulai terbang ke kiri dan ke kanan,
semakin tinggi pada setiap belokan. Udara
terasa kian mendingin dan mereka mendengar
pekikan elang-elang jauh di bawah mereka.
"Wah, lihat! Lihat ke belakang," kata Polly.
Di sana mereka bisa melihat seluruh lembah
Narnia terhampar hingga menyentuh kilauan
laut, tepat sebelum langit timur. Dan kini mereka
sudah begitu tinggi sehingga bisa melihat
garis-garis tegas sosok pegunungan yang tampak
kecil di balik tanah perawan barat laut, juga
daratan yang tampak seperti bentangan pasir
jauh di selatan.
"Kalau saja ada seseorang yang bisa memberitahu
kita apa saja tempat-tempat itu," kata
Digory.
"Tapi kurasa tempat-tempat itu memang belum
ada," kata Polly. "Maksudku, belum ada
218
219
orang di sana, dan belum ada yang terjadi di
sana. Dunia ini baru dimulai hari ini."
"Memang, tapi orang-orang pasti akan sampai
ke sana," kata Digory. "Lalu mereka akan
punya sejarah, ya kan?"
"Yah, untunglah mereka belum punya sejarah
sekarang," kata Polly. "Karena tidak ada yang
bisa benar-benar mempelajari sejarah. Segala
pertempuran, tanggal-tanggal, dan hal-hal membosankan
itu."
Kini mereka berada di atas tebing-tebing
dan dalam beberapa menit kemudian dataran
lembah Narnia sudah hilang dari jangkauan
pandangan. Mereka terbang di atas daerah liar
dengan perbukitan curam dan hutan-hutan gelap,
masih dengan mengikuti aliran sungai.
Sosok samar gunung-gunung yang luar biasa
besar muncul di depan. Tapi matahari kini
tepat setinggi mata para pengelana sehingga
mereka tidak bisa melihat dengan benar-benar
jelas ke arah sana. Tapi kemudian matahari
terbenam lebih rendah dan lebih rendah lagi
hingga langit barat menjelma menjadi kuali
raksasa penuh emas leleh. Akhirnya matahari
pun tenggelam di balik puncak bergerigi yang
berdiri membatasi cahaya, puncaknya tampak
setajam dan sedatar seolah potongan karton.
220
"Tidak terlalu hangat di atas sini," kata
Polly.
"Dan sayap-sayapku sudah mulai terasa
sakit," kata Fledge. "Tidak ada tanda-tanda
lembah dengan danau, seperti yang dikatakan
Aslan. Bagaimana kalau kita turun dan mencari
tempat yang enak untuk menginap? Sepertinya
kita tidak akan mencapai tempat itu malam
ini juga."
"Ya, lagi pula sepertinya ini waktunya makan
malam, kan?" kata Digory.
Jadi Fledge merendahkan terbangnya. Ketika
mereka sudah lebih dekat dengan daratan dan
berada di antara perbukitan, udara menghangat
dan setelah berjalan berjam-jam tanpa mendengar
apa pun kecuali kepakan sayap Fledge,
senang rasanya bisa mendengar suara-suara daratan
yang familier lagi—suara percikan air
sungai di dasar bebatuannya dan derikan pepohonan
yang ditiup angin sepoi-sepoi. Wangi
hangat dan nyaman tanah, rumput, dan bunga
yang telah disinari mentari mencapai hidung
mereka. Akhirnya Fledge mendarat. Digory berputar
turun kemudian membantu Polly turun
dari punggung Fledge. Keduanya senang bisa
meregangkan kaki kaku mereka.
Lembah tempat mereka berada sekarang ber-
221
ada di tengah pegunungan. Tebing-tebing tinggi
bersalju, yang salah satunya tampak semerah
mawar karena memantulkan sinar matahari
terbenam, menjulang di atas mereka.
"Aku lapar," kata Digory.
"Kalau begitu, makanlah," kata Fledge melahap
semulut penuh rumput. Kemudian dia
mendongak—masih sambil mengunyah, ujungujung
rumput muncul di setiap sisi bibirnya
seperti kumis—dan berkata, "Ayolah, kalian
berdua. Tak usah malu-malu. Ada cukup banyak
untuk kita semua."
"Tapi kami tidak bisa makan rumput," kata
Digory.
"H'm, h'm," kata Fledge berbicara dengan
mulut penuh. "Yah—h'm—kalau begitu aku
tidak tahu apa yang harus kalian makan. Padahal
rumput ini lezat sekali."
Polly dan Digory bertukar pandangan bingung.
"Yah, aku sih yakin seseorang mungkin sudah
menyiapkan makanan kita," kata Digory.
"Aku yakin Aslan akan melakukan itu kalau
saja kau memintanya tadi," kata Fledge.
"Apakah tidak mungkin dia sudah tahu tanpa
diminta?" tanya Polly.
"Aku tidak ragu dia pasti sudah tahu," kata
222
kuda itu (masih dengan mulut penuh). "Tapi
aku juga punya dugaan dia lebih suka bila
kau meminta terlebih dahulu."
"Kalau begitu apa yang harus kita lakukan?"
tanya Digory.
"Aku yakin aku tidak tahu," kata Fledge.
"Kecuali kau mau mencoba rumput ini. Siapa
tahu kau akan menyukainya, lebih daripada
dugaanmu."
"Oh, jangan konyol," kata Polly, mengentakkan
kaki. "Tentu saja manusia tidak bisa raakan
rumput, sama seperti kau tidak bisa makan
daging domba."
"Kumohon jangan sebut-sebut daging domba
atau semacamnya," kata Digory. "Kau bakal
membuat keadaan lebih buruk."
Digory bilang sebaiknya Polly pulang sendiri
dengan cincinnya supaya bisa makan di sana.
Dia sendiri tidak bisa melakukan itu karena
telah berjanji akan pergi langsung memenuhi
permintaan Aslan. Lagi pula kalau dia muncul
lagi di rumah, apa pun bisa terjadi untuk
mencegahnya kembali ke sini. Tapi Polly bilang
dia tidak akan meninggalkannya sendiri sehingga
Digory pun memuji Polly baik sekali.
"Ah iya," kata Polly, "aku masih punya
kantong berisi sisa permen toffee di jaketku.
223
Pastinya itu akan lebih baik daripada tidak
sama sekali."
"Jauh lebih baik," kata Digory. "Tapi berhati-
hatilah memasukkan tangan ke sakumu,
jangan sampai cincinnya tersentuh."
Ini tindakan yang sulit dan butuh ketelitian
namun akhirnya mereka berhasil melakukannya.
Kantong kertas kecil itu sudah tergencet dan
lengket ketika mereka mengeluarkannya, jadi
sekarang mereka terpaksa merobek dan membersihkan
kantong kertas yang menempel ke
permen, bukannya tinggal mengeluarkan permen
dari kantong. Beberapa orang dewasa (kau
tahu sendiri betapa mereka bisa begitu ributnya
hanya karena hal-hal seperti ini) akan lebih
memilih tidak makan malam sama sekali daripada
memakan permen-permen toffee itu. Masih
ada sembilan permen di dalam kantong.
Digory-lah yang punya ide cemerlang untuk
membagi masing-masing empat dan menanam
toffee kesembilan. Dia bilang, "Kalau batang
besi dari lampu tiang berubah menjadi pohon
lampu kecil, bisa saja permen ini jadi pohon
toffee, kan?" Jadi mereka menggali lubang
kecil di tanah yang berumput itu dan menanam
permen tersebut. Kemudian mereka memakan
bagian masing-masing, melakukannya selama
224
mungkin yang mereka bisa. Makan malam ini
menyedihkan sekali, bahkan dengan semua kertas
yang mau tidak mau ikut termakan oleh
mereka.
Setelah menyelesaikan makan malamnya yang
luar biasa, Fledge berbaring. Kedua anak itu
menghampirinya dan berbaring di sisi yang
berbeda, bersender di tubuh hangat kuda tersebut.
Lalu ketika Fledge melebarkan sayapnya
di atas Digory dan Polly, mereka merasa cukup
nyaman dan hangat. Saat bintang-bintang muda
yang terang keluar di dunia baru itu, mereka
membicarakan segalanya: tentang betapa Digory
berharap mendapatkan sesuatu untuk ibunya
dan tentang bagaimana dia malah dikirim untuk
memenuhi permintaan Aslan. Kemudian
mereka akan saling mengulangi semua tanda
225
yang menunjukkan tempat yang mereka cari—
danau biru dan bukit dengan taman di atasnya.
Percakapan barulah memelan karena mereka
mulai mengantuk, ketika mendadak Polly duduk
dengan mata terbuka lebar dan berkata,
"Sstt!"
Mereka bertiga memasang telinga setajam
mungkin.
"Mungkin hanya suara pohon yang ditiup
angin," kata Digory akhirnya.
"Aku tidak yakin," kata Fledge. "Yah pokoknya—
tunggu! Suara itu terdengar lagi. Demi
Aslan, memang ada sesuatu."
Kuda itu bangkit dengan suara keras dan
lompatan besar, Digory dan Polly sudah lebih
dulu berdiri. Fledge berlari kecil ke sana
kemari, mengendus-endus dan meringkik. Kedua
anak itu berjingkat-jingkat ke kiri dan ke kanan,
memeriksa ke balik setiap semak dan
pohon. Mereka terus menduga mereka telah
melihat sesuatu, bahkan ada satu saat ketika
Polly yakin sekali dia telah melihat sosok gelap
tinggi berjalan cepat menjauh ke arah barat.
Tapi mereka tidak menemukan apa pun dan
akhirnya Fledge berbaring lagi dan kedua anak
itu kembali menyelimuti diri (kalau penggunaan
kata ini memang tepat) di bawah sayapnya.
226
Mereka pun langsung tertidur. Fledge terjaga
lebih lama, menggerakkan telinga maju-mundur
dalam kegelapan dan terkadang kulitnya gemetar
sedikit seolah ada lalat mendarat di tubuhnya,
tapi akhirnya dia pun terlelap.
227